42. MENGIKHLASKAN

1.8K 325 197
                                    

[ Jake Enhypen ]
.
.
.
Selamat membaca^^
.
.
.
Gue tau kehilangan bukan hal yang mudah, terlebih ditinggal selama-lamanya untuk kembali ke sang pencipta.

Park Hana



Sim Jeong Ki, kini nama itu terlihat jelas di atas batu nisan berwarna hitam mengkilap. Satu per satu orang mulai beranjak meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Sim Jeong Ki, ayah Jake. Menyisakan bunda Carissa, kak Taeyong, kak Sejeong termasuk Hana dan beberapa sahabatnya.

"Nak, ayo pulang." Bunda Carissa mengelus bahu Jake yang masih duduk di depan gundukan tanah. Tangan Jake dengan leluasa mengelus batu nisan ayahnya dengan air mata yang hampir lolos keluar.

"Bunda sama yang lain bisa duluan, Jake masih pengen di sini." Balas Jake tanpa menoleh sedikitpun. Bunda Carissa tau, jika Jake sangat terpukul dengan kepergian suaminya. Mengingat mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama saat kecil.

Jake biasa menyebut ayahnya dengan sebutan superhero, karena hanya ayahnya yang bisa menyalurkan sifat tegas dan pemberani ke dalam diri Jake. Jake waktu kecil tentu berbeda dengan Jake yang sekarang, Jake kecil sangat pendiam dan penakut.

Kak Taeyong memberi isyarat pada bunda Carissa untuk memberikan waktu kepada Jake. Bunda Carissa mengangguk, lalu pergi dipapah oleh kak Sejeong.

"Kita semua hanya bisa mendoakan semoga ayah lo tenang di sana, kita semua pamit pulang." Ucap Heeseung berjongkok seraya menepuk pelan bahu Jake. Satu per satu sahabat dekat Jake pergi, anggota OSIS lainnya juga turut hadir dengan melontarkan kata-kata sabar, menyisakan tiga orang di sana.

"Bisa temenin gue sebentar lagi?" Pinta Jake kepada Hana yang ikut berjongkok di samping kanannya.

Hana melihat seorang cewek sedang berdiri di belakang mereka, Hana tau persis itu Rose, mantan kekasih Jake.

"Tapi disini ada yang jauh lebih penting buat nemenin lo." Balas Hana tidak enak sebenarnya untuk mengatakan ini, tapi mau bagaimana lagi, ada seorang yang jauh lebih pas untuk keadaan Jake saat ini.

Hana kembali menoleh ke belakang membuat Jake ikut menoleh, lalu menemukan Rose yang sedang tersenyum manis ke arah mereka.

"Rose?"

Rose melangkah untuk mendekat, laku ikut berjongkok di samping kiri Jake, "Ikhlasin Jake, om Jeong udah tenang di sana." Ucap Rose tersenyum ke arah Jake membuat senyum itu menular, walau tipis.

"Makasih."

Rose menatap Hana yang kini juga sedang menatapnya dengan ekspresi yang sulit untuk dideskripsikan, "Jagain Jake," pesan Rose. "Jake, gue pergi dulu ya." Pamit Rose yang diangguki oleh Jake, lalu Rose berdiri untuk pulang.

Sebenarnya Rose masih ingin di samping Jake dan membantu menguatkan Jake, tapi kehadiran cewek bernama Hana sepertinya sudah cukup. Terlebih akhir-akhir ini Hana selalu hadir di kehidupan Jake, sungguh beda dengan Rose, hanya berstatus sebagai mantan dan teman—bahkan Rose tidak tahu Jake masih menganggapnya teman atau bukan. Sungguh menyesal ia sudah mengkhianati cowok sebaik Jake, penyesalan memang selalu datang di bagian akhir.

Hana menatap Jake miris, cowok itu masih diam menunduk menatap batu nisan di depannya. Hana dengan segala keberaniannya mengelus bahu Jake.

"Belajar ikhlasin, Jake. Biar ayah lo nggak berat saat ninggalin lo, beliau juga udah tenang di sana." Tidak ada respon dari Jake, hanya terdengar suara angin dan daun kering yang berjatuhan, "Gue tau kehilangan bukan hal yang mudah, terlebih ditinggal selama-lamanya untuk kembali ke sang pencipta." Sambung Hana membuat Jake dengan cepat menoleh ke arahnya.

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang