38. SEBUAH PESAN SINGKAT

1.9K 327 126
                                    

[ JAKE ENHYPEN ]
.
.
.
ENJOY READING!
.
.
Apakah semua keterlambatan selalu ada konsekuensinya?

-Park Hana-



"APA?! HANA NGGAK MAU!"

"Ayolah sayang, mama itu di sana cuma sebentar. Setelah itu mama akan kembali ke sini, hanya menemani papa kamu mengahadapi perusahaan  papinya Jong Hae." Balas Ria menatap Hana dengan raut wajah memohon.

Hana menggeleng, "Hana cuma takut mama nggak bakalan balik lagi ke sini," ucap Hana dengan air yang sudah menggenang di pelupuk mata. Hana saat ini sedang tidak ingin menangis, tapi sungguh hatinya tidak rela jika mamanya akan pergi untuk urusan bisnis lagi.

"Kalo mama nggak pergi kesana, terpaksa kamu menikah sama Jong Hae."

Hana menggeleng keras, "Mama tau 'kan kalo aku udah punya pacar yang jauh lebih ganteng daripada cowok blasteran KW itu!"

"Siapa? Yang tadi siang sama kamu?" Tanya Park Jae yang sedari tadi hanya diam menyimak drama kedua perempuan yang berada di hadapannya ini.

Hana mengangguk yakin, jauh dari dalam lubuk hatinya padahal Jake bukan siapa-siapa bagi Hana, untuk menyebutnya sebagai teman saja Hana ragu, "Iya dia pacar Hana, ya..walaupun baru jadian beberapa menit yang lalu." Ucap Hana.

"Kita berangkat ke Amerika besok pagi pukul 7, siapkan semua barang-barang kamu sekarang." Ucap Park Jae kepada Ria, kemudian ia segera bangkit dari duduknya.

Ria menoleh ke arah Hana lalu tersenyum manis, "Mama di sana hanya seminggu, kamu tidak perlu khawatir, sayang." Ucap Ria mengelus rambut hitam Hana.

"Ma...."

"Hanya ada dua pilihan saat ini. Mama pergi ke Amerika atau kamu menikah sama Jong Hae."

"Nggak mau milih, nggak ada yang menarik. Kalo nikah sama pacar Hana kemarin, Hana mau!"

"Oh yang mau mama jodohin sama pocco kemarin, ya?" Tebak Ria membuat Hana mengangguk, "Mama takut kalo seandainya dia yang nggak mau nikah sama kamu." Sambung Ria lalu terkekeh pelan setelah melihat ekspresi menggemaskannya dari Hana.

"Mama kok gitu?" Hana mengerucutkan bibirnya.

"Enggak. Mama ke kamar dulu ya, mau mengemas barang-barang. Sekarang kamu tidur, udah malam, besok harus sekolah. Nggak ada yang namanya bolos!"

Mau tidak mau Hana harus mengikhlaskan mamanya kembali ke Amerika, daripada ia harus menikah dengan cowok itu. Kenal saja tidak, bisa saja ia diperlakukan tidak baik oleh cowok itu ketika sudah menikah nanti. Hana tidak mau mati konyol, terlebih mati di tangan suami yang tidak ia cintai.

"Yaudah Hana ke kamar dulu ya," ucap Hana kemudian pergi dari hadapan mamanya. Baru saja beberapa langkah suara mamanya terdengar, membuat ia harus membalikan badannya.

"Ya, ma?"

"Jangan lupa kasih makan Pocco ya, air akuariumnya harus di ganti setiap 2 hari sekali." Ucap Ria membuat Hana menghela napas.

"Kenapa Pocco nggak di bawa aja sih, Ma?"

°°°°°

"Kenapa terlambat?" Tanya Jake seraya mencatat sesuatu di buku hitam yang berada di tangannya.

Buku hitam yang lumayan tebal itu terlihat sangat mengerikan, siapa pun yang melihatnya pasti akan segera lari, walaupun hal itu akan terbuang sia-sia, Jake akan tetap mencatatnya. Tidak dengan Hana, ia sudah terbiasa melihat buku hitam itu, seolah itu hanya buku biasa yang di beri sampul berwarna hitam, tidak lebih.

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang