46. OLAHRAGA

1.7K 297 155
                                    

[ Jake Enhypen ]
.
.
.
Happy reading!

.



"Woi! Woi! Wo—anjir!'

"Unch!" Satu kelas meringis, menyaksikan Haechan tersungkur dengan poisis mengenaskan. Wajah yang mencium lantai karena jatuh terpeleset membuat satu kelas tertawa berjamaah.

Haechan diam-diam mengumpat, lalu berdiri sendiri dengan susah payah, memang tidak punya akhlak semua teman-temannya itu.

Haechan berdeham, lalu berseru, "Kata Pak Lucas olahraga di ganti jadi jam pertama. Langusung aja ke lapangan sekarang! Kalau lebih dari lima menit nggak nongol, langsung aja siap-siap gali kuburan masing-masing."

"Si anjir!"

"Heh! Lo pikir ganti baju bisa lima menit doang?" Protes Yeri berkacak pinggang.

Haechan mengendikkan bahunya, "Kalo mau protes jangan sama gue, sana kalo berani sama Pak Lucas langsung. Gue sebagai murid kesayangannya cuma nerusin apa yang dia katakan!" Balas Haechan tidak mau kalah dengan primadona sekelasnya.

Hana menghela napas, "Yaudah, kalian yang merasa berjenis kelamin laki-laki harap segera keluar sekarang juga!"

"Keluar! Keluar! Kita mau ganti baju!"

°°°°°

"Joy, ada kunciran rambut nggak?" Tanya Hana menatap Joy yang sedang membenarkan letak poninya.

"Warung banyak, Han, katanya anak konglomerat, tapi kunciran lima ribu dapet tiga aja kaga punya." Balas Joy.

Hana berdecak, "Ini nih, definisi orang yang suka mempersulit hidup, tinggal kasih satu aja ribet banget!"

"Nggak ada, gue bawa satu doang."

Hana menggeram kesal, "Kampret ih. Yer, lo punya eng—buset anjir, lo mau olahraga atau mau pergi ke kondangan?!"

Hana hiperbola saat melihat Yeri sibuk dengan riasan wajahnya, lalu beralih menata rambutnya yang ia kuncir kuda.

"Kita cuma mau olahraga woi! Ngapain dandan nanti juga keringetan bau asem." Cerca Hana yang jelas-jelas masuk ke telinga kanan Yeri, lalu keluar melalui telinga kiri.

"Penampilan itu nomor satu. Lagian lo nggak inget apa gimana, Han? Kelas genius bakalan gabung sama kelas kita."

"Kelas genius?"

Yeri berdecak, "Lo bocah tahun kelahiran berapa sih? Kelas genius aja nggak tau, kemana aja lo?"

"Kelas genius, hampir semua anak kelas itu berisi anggota OSIS." Jelas Joy, "Jadi jangan salah kalo Yeri udah sibuk dandan dari tadi, mau caper sama mas crush padahal akhirannya nggak pernah di notice sama sekali."

Yeri mengendikkan bahunya, "Seenggaknya berusaha, untuk perkara di notice atau enggak, gue nggak masalah."

Hana tertawa, "Kasihan mana masih muda. Yeri cantik sih, tapi lebih cantikan gue. Lo mau gue kasih satu?"

"Apa?"

"Calon jodoh. Gue ada banyak list calon jodoh di buku catatan gue."

"Masalahnya, bisa di gapai nggak?"

"Kalo berusaha pasti bisa, kalo kaya gue yang papasan sama orangnya aja gemeter jangan harap bisa kenalan. Lagian gue lebih baik suka diem-diem aja." Ucap Hana.

Joy menyela, "Ah! Ibaratnya kaya gini, masih gue pantau belum gue colok matanya. Hana masih mantau si cowok dari ketek Haechan, nah kalo cowoknya jadian sama cewek lain, saatnya Hana beraksi."

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang