Alexa tengah berjalan beriringan dengan Lia. Ia sedari tadi mengumpat tak jelas karna jalanan hutan yang gelap. Di barisan depan ada Alan yang menjadi ketua kelompok dan saat ini Alexa berada di paling belakang.
"Sumpah, gue bakal bilang sama Opa buat musnahin ini acara. Gila, serem banget annn.."
"Heh, jangan ngomong kasar di hutan, lo nggak denger tadi pembina bilang jaga ucapan?" sela Lia menghentikan umpatan Alexa
"Masa bodo. Gue takut banget njir."
"Ck, ini bareng-bareng Lexs. Gue aja nggak takut, cemen lo mah."
"Eh kunyuk, gue parno banget sama gelap njir.. Ini kanan kiri kita beneran gelap. Kalo ada yang tiba-tiba muncul gimana?"
"Udah deh Lexs, ada gue juga." ucap Lia menenangkan
"Auk lah.. Tapi ini gue udah capek banget. Nggak kuat lagi jalannya." keluh Alexa yang kemudian menghentikan langkahnya dan jongkok.
"Lexs, lo kenapa?"
"Gue udah nggak sanggup."
"Woy, jangan ditinggal dong. Ada yang capek nih." ucap Lia sedikit berteriak
Salah seorang siswi yang berada di baris belakang menoleh "Lemah banget sih lo. Cepet." ucapnya yang kemudian kembali berjalan.
"Gila tu cewek. Ini juga malah nggak ngasih tau sama ketuanya." marah Lia
Lia menoleh melihat Alexa yang sudah selonjoran "Lexs, kita udah ketinggalan nih. Gimana dong?"
"Gue udah nggak kuat."
"Aduh, emmm... Gini deh, gue kejar Alan lo tunggu disini gimana?" tanya Lia sedikit ragu
Alexa sontak menatap Lia "Lo mau ninggalin gue? Tega banget lo!"
Lia menghela nafas "Bukan gitu Lexs, gue cuma mau panggil Alan doang. Ntar makin jauh dia. Gue bakal langsung kesini deh. Gimana? Gue cari bantuan dulu." Bujuk Lia
Alexa diam sejenak "Yaudah deh, lo cepetan tapi. Gue takut sendiri."
"Iya, gue duluan. Lo disini jangan kemana-mana. Inget." ucap Lia yang kemudian berlari meninggalkan Alexa untuk mengejar kelompoknya.
Leo yang saat ini di lapangan menunggu kelompok Alan hanya berjalan mondar-mandir. Perasaannya sedari tadi tidak tenang, entahlah apa yang akan terjadi.
Baru akan melangkah menuju ruang informasi, tiba-tiba kelompok Alan datang. Leo yang melihatnya merasa lega sebab ia tahu Alexa ada di kelompok Alan.
Akan tetapi kelegaan Leo tak berlangsung lama, ia kemudian mengerutkan kening. Alexa tidak ada bersama mereka. Leo kemudian berjalan menghampiri Alan bersamaan dengan Lia yang juga berlari memasuki lapangan.
"Lan, kuping lo budeg ya? Gue panggil nggak nyaut-nyaut lagi. Lo semua pada budeg apa gimana?" marah Lia pada anggota kelompoknya
"Lo kenapa sih dateng-dateng marah nggak jelas. Kenapa lo?" tanya Alan bingung
"Kenapa?" tanya Leo menghampiri keduanya
Lia dan Alan kemudian menoleh menatap Leo "Ini temen lo, nggak tanggung jawab banget jadi ketua kelompok. Alexa tuh tadi capek nggak kuat jalan, ehh malah ditinggal."
"Terus Alexa mana?" tanya Leo
"Alexa masih di belakang, tadi gue suruh buat istirahat dulu. Gue nggak kuat kalo mapah dia. Akhirnya gue putusin buat nyari bantuan." jelas Lia
Leo yang mendengarnya kaget "Jadi Alexa masih di hutan?"
Lia mengangguk "Ini semua salah lo ya, kalo sampe Alexa kenapa-napa, lo yang harus tanggung jawab!" bentak Lia pada Alan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...