Alexa tengah menunggu opanya di pos satpam yang ada di samping gerbang sekolah. Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Alexa melihat mobil opanya tengah melaju menghampirinya. Setelah berhenti tepat di depannya, Alexa segera masuk.
Di perjalanan Alexa hanya memandang keluar jendela sebab bosan setelah beberapa waktu lalu memainkan ponselnya, sementara opanya tengah menghubungi seseorang lewat ponselnya. Opa kemudian menatap Alexa "Lexa, hari ini kamu tidak ada pekerjaan bukan?" tanya opa
Alexa memandang opa dan menggangguk "Nggak ada sih opa kayaknya. Kenapa?"
"Hari ini papa dan mamamu akan datang. Ada hal penting yang akan kami sampaikan."
Alexa mengerutkan kening "Tentang?"
"Tidak sekarang. Nanti mama papa mu yang akan menjelaskan." jelas opa dan hanya dibalas anggukan dari Alexa
Setelah mobil opa memasuki teras rumah, Alexa segera berlalu lebih dahulu menuju ke kamar.
Benar saja, malam ini Andre dan Nina berkunjung ke rumah opa. Mereka pun duduk di ruang tamu menunggu Alexa turun.
Terlihat Alexa menuruni anak tangga dan kemudian duduk di samping Nina. Ia menatap bingung semua orang yang ada di sana "Gimana, mau ngomong apa?" tanya Alexa dengan senyum
Andre menghela nafas "Besok malam, kita akan makan malam dengan keluarga sahabat papa. Kamu ikut ya?"
"Nggak ah, ngapain. Biasanya juga aku nggak pernah ikut pa." tolak Alexa
"Kamu ingat kan, papa kamu pernah bilang kalo kamu akan bertemu dengan anak sahabat papamu?" tanya opa menimpali
Alexa mengerutkan kening seketika melototkan mata "Apa.! Jadi maksud kalian orang yang mau dijodohin sama Lexa?" tanya Alexa memastika
Semua yang ada disana hanya menggangguk
"Iya Lexa. Ini sudah saatnya kalian bertemu. Kami tidak mau mengambil resiko kalau kalian semakin lama tidak dipertemukan secara resmi." jelas Nina
Alexa kembali bingung "Maksudnya resmi? Emang aku udah tau siapa dia ma?" kata Alexa menatap Nina
Nina diam mendengar pertanyaan Alexa
"Pokoknya besok sore kamu harus ikut. Mama sama papa akan nginep disini supaya besok kita bisa berangkat bareng-bareng." kata Nina
"Kalo aku nolak gimana?" tanya Alexa lirih
"Kamu tidak diberikan pilihan menolak Alexa." tegas opa
Alexa memandang semua anggota keluarganya "Kalian semua egois.!" ucap Alexa berlari meninggalkan ruang tamu
Nina hanya memandang anaknya tak tega "Nina bingung harus apa ma. Disisi lain Nina nggak tega maksa Alexa, tapi disisi lain ini memang yang terbaik untuk mereka berdua." ucap Nina sembari menggenggam tangan oma
"Mama paham. Nggak papa. Lama-lama Lexa akan bisa menerima. Kita berdoa saja untuk mereka" tenang oma
Di kamar, Alexa tengah memasukkan semua baju-bajunya di tas ranselnya. Setelah mengunci kamar tadi, Alexa berpikir keras apakah ia akan menerima perjodohan itu ataukah tidak. Hasil akhir, ia bertekad untuk sementara menghindar, karna iapun tahu bahwa kemana ia pergi pasti keluarganya akan segera tahu. Tapi jika tak mencoba tidak akan tau, begitu pikirnya.
Tepat jam setengah 10 malam, Alexa keluar kamar. Ia berjalan mengendap-endap keluar dari kamar menuju pintu utama. Saat baru akan mengginjakkan kaki di tangga, ia melihat siluet bayangan berjalan menuju lantai atas. Ia buru-buru bersembunyi.
Setelah beberapa saat, Alexa putuskan untuk keluar dan segera bergegas turun. Iapun membuka pintu utama dengan pelan takut orang rumah mendengar.
Baru beberapa langkah keluar, ia dikejutkan dengan suara gonggongan anjing "Sial, ngagetin banget tu anjing!" gumam Alexa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...