KAMAR ALEXA
"MAMAAAAAAA" teriak seorang gadis yang sudah terduduk di atas tempat tidurnya lengkap dengan muka bantal khas bangun tidur.
Agatha Alexa Louis anak dari pasangan Andreas Louis dan Brigitha Nina Artego. Alexa gadis yang manis, memiliki tubuh ideal, dan yang pasti cantik dengan kulit putihnya. Tapi jangan salah, dibalik kecantikannya, justru Alexa memiliki kepribadian dibawah standar. Kepribadian badung, malesan, dan yang pasti pembangkang.
Tak lama datanglah wanita paruh baya ke kamar anaknya
"Kamu kenapa sih? Pagi-pagi teriak gak jelas. Ini rumah, bukan hutan.!" Bentak mama yang merasa kesal dengan kelakuan anaknya.
"Mama kenapa nggak bangunin aku sih. Liat, udah jam setengah tujuh kan." kesal Alexa
Mama yang mendengar langsung melayangkan pelototan mata tajamnya pada Alexa "Astaga Lexa, Mama udah manggil-manggil kamu. Kamunya aja yang kebo. Lagian udah tau jam set 7, kenapa nggak langsung mandi malah teriak-teriak? Sana mandi"
Alexsa dengan kesal kemudian berjalan menuju kamar mandi dengan mulut yang masih komat-kamit tak jelas.
Alexa menunaikan ritual paginya dengan kilat, yaitu 10 menit cukup baginya
Alexa kemudian turun menghampiri orang tuanya.
"Ma, Pa. Lexa berangkat deh, udah telat."
Mama yang mendengarnya mendengus jengkel "Kamu juga udah biasa telat kan. Kalo nggak niat sekolah mending nggak usah sekolah aja sekalian."
Alexa yang mendengar keluhan sang mama pun melirik mamanya "Lagian mama juga nggak mau bangunin aku. Jangan salahin aku dong kalo aku telat mulu."
"Enak aja nyalahin mama, yang sekolah kamu bukan mama. Udah sana berangkat.." titah sang mama
Andre yang melihat kelakuan Nina, istrinya dan Alexa anaknya hanya geleng-geleng kepala menghadapi interaksi mereka.
Alexa pun kemudian berangkat menggunakan mobil kesayangannya ke sekolah.
DI SEKOLAH
Tepat dugaan, Alexa terlambat dan gerbang sekolah sudah ditutup.
Ia kemudian keluar dari mobil.
"Pak Udin, bukain gerbangnya dong pak." teriak Alexa pada satpam sekolah
Pak Udin pun menghampirinya "Aduh neng Alexa, tiap hari telat kok ya nggak kapok sih neng?"
"Astaga pak, kesiangan tadi. Udah tolong cepet bukain. Lama bapak mah..." ujar Alexa
"Maaf neng, tapi tadi ada mandat bagi siswa yang terlambat tidak diperbolehkan masuk" jelas pak Udin
Alexa melongo dan heran "Lah, kok gitu pak? Biasanya saya langsung masuk deh. Ayolah pak..." pinta Alexa
Tanpa mereka sadari, anak laki-laki berjalan menghampiri mereka "Kalo nggak niat sekolah mending cabut aja deh. Orang kayak lo cuma bisa ngabisin duit orang tua dengan alesan sekolah yang pada dasarnya nggak guna sama sekali." tukas Leo sang ketua OSIS
Ya, sang ketua OSIS dengan nama panjang Leonard De Arbelo Wijaya, anak dari seorang pengusaha kondang Dion Wijaya dan Liana Arabela. Leo memiliki kepribadian yang dingin, tegas, dan gaya bicaranya yang ketus menjadikannya sebagai spesies laki-laki yang malah menjadi incaran anak Dulwich Senior High School.
Alexa menatap Leo tajam "Gue cucu yang punya sekolah dan lo nggak berhak buat menghakimi gue. Pak Udin bukain gerbangnya. Bapak mau dipecat ya sama opa saya?" ancam Alexa yang mulai geram
Leo yang mendengar ancaman Alexa tersenyum smirk "Lo adalah definisi dari orang bodoh dan nggak punya etika yang bisa-bisanya sekolah di SMA taraf internasional kayak gini. Nggak cocok banget sekolah ini nampung lo." sindir Leo
Alexa sudah mulai emosi. Matanya menatap tajam Leo "Gue paling benci sama orang yang sok sokan ikut campur urusan orang lain. Ini urusan gue dan lo nggak berhak ikut campur!"
Leo tersenyum remeh "Jelas ini urusan gue. Gue disini menegakkan peraturan yang udah lo langgar. Dan ya.. Apa lo lupa sama jabatan gue di sekolah ini? Gue ketua OSIS dan gue diberi kepercayaan dari OPA LO!" ujar Leo dengan menekan kata belakang
Alexa yang sudah tidak tahan memutuskan masuk ke mobil dan menyalakan mesin mobil.
"Pak, buka gerbangnya ato saya tabrak sekarang?" teriak Alexa dari dalam mobil
Leo yang melihat kejadian itu pun memandang tajam ke arah Alexa.
Pak Udin yang dibuat bingung dan takut kemudian berjalan membukakan gerbang
Alexa kemudian masuk dan menggemborkan gas mobil tepat di samping Leo.
Leo kemudian menghampiri Pak Udin "Lain kali biarin aja pak."
"Saya nggak berani mas. Kan mas tau sendiri neng Alexa cucunya yang punya sekolah. Bisa-bisa saya dipecat."
Leo menghela nafas "Yaudah, lain kali bilang saya aja." ucap Leo kemudian berjalan meninggalkan gerbang.
Alexa berjalan di koridor kelas "Anjing emang si Leo. AArrggghhhhh, gue benci yang namanya Leo....." greget Alexa pelan tapi dengan nada menggebu-gebu
Alexa memutuskan masuk ke kelas setelah mendapatkan info dari temannya bahwa guru pengajar sedang ke kamar mandi.
"Woy, telat mulu lo..."
"Nggak usah bacot, diem deh" ketus Alexa
Tak lama, guru kembali ke kelas
"Alexa, sejak kapan kamu sudah di kelas. Perasaan tadi ibu tidak melihat kamu." tanya bu Diah, guru Matematika
"Perasaan ibu aja kali. Dari tadi saya udah disini kok." sanggah Alexa santai
Bu Diah yang tak ingin ambil pusingpun memilih melanjutkan pelajaran yang tertunda
Let me see, how much do you like my story?
Aku penulis pemula, kalo menurut kalian cerita yang aku buat lumayan, komen ya... hihi, just leaving a comment, thanks............
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...