Setelah mendengarkan sambutan dari kepala sekolah, semua siswa diarahkan oleh ketua OSIS untuk segera membangun tenda di pafling yang telah disediakan. Sesuai dengan arahan, Alexa dan teman-temannya saat ini sedang membangun tenda. Terhitung sudah 45 menit setelah waktu dimulai membangun tenda, namun mereka belum menyelesaikan apapun.
Alexa yang sedari tadi sibuk memaku pasak di tanah merasa geram karna tidak berhasil-berhasil "Ini gimana sih? Udah dari tadi gue malu ini pasak nggak kelar-kelar. Bikin emosi tau nggak sih!"
"Naapa sih Lexs, udah paku aja. Ngeluh mulu lo." ucap Lia
"Eh kutil, dari tadi yang malu gue. Kerjaan lo ngapain hah?"
"Terus yang megangin ini tongkat sape? Nggak gue pegangin rubuh ini tenda.." jawab Lia mengeles
"Ck, lo nggak tau sih rasanya tangan kepukul palu. Gantian sini biar lo ngerasain." tantang Alexa
"Enak aja, tangan gue mulus gini suruh malu. Ogah!"
Bella yang ocehan kedua temannya kemudian angkat bicara "Hiiihhh, greget gue! Diem bisa nggak sih kalian berdua! Gue juga kerja ini. Nggak kelar-kelar. Susah"
"Kok lo jadi ngegas sih dar?" tanya Lia
"Lagian lo udah kerja berdua aja ribet, gue nih kerja sendiri."
"Alah, lo aja kerjaannya cuma nyiapin barang-barang doang. Gegayaan lo!" tipal Alexa
"Ya kan seenggaknya gue diem."
"Bacot lo. Bisa-bisa gue lempar nih palu." ancam Alexa
Di seberang tenda Alexa, terlihat Leo, Allan, Juna dan Sean sedang merapikan tenda yang telah jadi. Leo yang berada di depan tenda tak sengaja melihat Alexa dan teman-temannya yang tengah kesulitan membangun tenda. Bahkan dapat dibilang hanya tenda Alexa yang belum jadi.
Leo pun menghela nafas, ia kemudian berjalan mendekati tenda Alexa.
"Le, mau kemana?" tanya Juna yang melihat Leo
"Kesana bentar."
Juna mengangguk dan Leo kembali berjalan menghampiri Alexa.
"Kenapa?" tanya Leo
Alexa yang tengah jongkok kemudian mendongak menatap Leo "Nggak liat lo? Dari tadi gue malu ini." jawab Alexa kesal
Leo menggeleng pelan "Kalo cara malu lo kayak gitu, sampe lebaran taun depan juga nggak bakal kelar."
Alexa menatap Leo tajam "Kalo lo kesini nggak ada niat mau bantu mending pergi deh. Gue lagi males ngadepin lo!"
"Minggir." perintah Leo
"Mau ngapain lo?"
"Minggir dulu." ucap Leo yang kemudiaan jongkok di samping Alexa
Leo kemudian mengambil alih palu di tangan Alexa, ia kemudian memalu pasak tersebut.
Alexa yang melihat mengerutkan kening "Cepet bener, perasaan dari tadi gue malu nggak kelar-kalar."
Leo menoleh menatap Alexa "Cara malu lo salah."
Alexa mengangguk, ia kemudian kembali memandang Leo dan tersenyum "Sekalian dong bantuin buat tenda. Nggak liat noh, tenda gue doang yang belom jadi. Yaaa, plisss"
Leo menatap Alexa malas, tapi tak ayal Leo juga tetap membantu Alexa.
Di tenda laki-laki, Juna, Alan dan Sean tengah mengawasi apa yang dilakukan Leo.
"Huft, Leo susah banget dibilangin. Gue kesana deh. Nggak beres takutnya ntar." ucap Alan
"Gue aja, lo berdua disini." cegah Juna
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...