Nobody But You
Pagi ini Alexa memulai rutinitas yang berbeda dari kebiasaan sebelumnya. Jika biasa ia akan bangun telat, maka sekarang jam 5 pagi pun ia sudah dibangunkan oleh oma tercintanya. Luar biasa memang
Alexa yang sudah rapi kemudian menuruni anak tangga menghampiri opa dan omanya yang telah menunggu untuk sarapan.
"Pagi opa, pagi oma" sapa Alexa datar
"Pagi Lexa, kenapa sih kok nggak semangat banget?" tanya omanya
"Bangunnya kepagian oma, masih ngantuk. Lagian ngapain coba jam 5 bangun. Paling enggak kan bisa bangun jam 6an."
Opa yang mendengar geleng kepala "Kamu itu dipindah kesini supaya lebih rajin Lexa. Kalo kamu tetep melihara kebiasaan kamu yang itu sama aja nggak ada gunaya kamu pindah kesini dong."
Alexa hanya mendengus kesal
"Oh iya Lexa, hari ini kamu berangkat sama Leo ya. Opa ada rapat dengan dewan. Opa langsung ke yayasan soalnya." ujar opa
Alexa spontan melotot "APA? SAMA LEO? LEO YANG MANA OPA?" tanya Alexa dengan nada syok
"Leo ketua OSIS, kebetulan opa udah minta tolong sama Leonya." kata opa santai
"NGGAK, aku nggak mau sama dia. Lagian ngapain sih pake bareng dia. Kan aku bisa berangkat sama temen. Aku bisa minta jemput mereka opa. Terus juga, emang nggak ada kerjaan tuh orang pake segala mau mampir sini?"
"Astaga Lexa, ya enggak lah. Kan mansion keluarga Leo di perumahan ini juga."
"Aduh opa, aku nggak mau bareng dia. Pokoknya aku nggak mau. Aku bisa berangkat sendiri kok. Pokoknya nggak mau." jawab Alexa final
"Alexa, opa udah terlanjur minta tolong. Pokoknya hari ini kamu berangkat sama Leo."
Tak lama seorang maid datang menyampaikan bahwa Leo sudah datang untuk mmenjemput Alexa
"Sana berangkat. Kasian Leo nunggu." perintah opanya
Alexa dengan malas beranjak dari duduknya dan siap melangkah
"Alexa, biasakan salam sebelum berangkat." Tegas opa
Alexa memutar bola matanya malas kemudian berbalik menghampiri opa dan omanya dan mencium tangan keduanya.
DI TERAS
Alexa keluar dari mansion dan dihadapkan pada Leo. Sementara Leo yang menyadari keberadaan Alexa hanya menatap datar Alexa.
"Cepet.!" ketus Leo kemudian masuk
Alexa memandang Leo kesal kemudian ikut masuk
Mereka akhirnya duduk berdampingan. Leo pun segera memerintahkan Pak Budi, sopir, untuk berangkat.
Selama di perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara. Baik Alexa maupun Leo kompak untuk menutup mulut dan lebih senang dengan menyelam pada pikiran masing-masing.
Tiba-tiba di tengah perjalanan, Pak Budi tidak sengaja menginjak rem secara mendadak. Hal ini mengakibatkan baik Alexa maupun Leo tersentak ke depan.
"Aden, aden tidak apa-apa? Maaf, tadi ada yang nyebrang mendadak. Saya tidak ada pilihan lain." tanya Pak Budi takut-takut
"Nggak papa pak, lanjut aja" bukan Leo yang menjawab, tapi Alexa. Pak Budi kemudian melajukan mobilnya kembali.
Tanpa mereka sadari, Leo sedari tadi hanya diam mengatur nafasnya yang semakin memburu dan jangan lupakan keringat yang mulai muncul di pelipis dan dahinya.
Alexa yang melirik Leo kemudian mengernyitkan dahi melihat perubahan Leo. Karena penasaran akhirnya ia putuskan untuk menatap Leo.
"Ekhm.." Alexa menunggu reaksi dari Leo, tapi yang ia dapatkan hanya acuh dari Leo
Alexa mengerutkan dahinya bingung "Ekhm.. Lo...kenapa?" tanya Alexa lirih
Leo hanya diam tapi tak menepis rasa sesak yang makin menjadi-jadi. Nafasnya semakin menggebu, bahkan ia sesekali mengambil nafas dalam-dalam
Tanpa disadari mobilpun telah sampai di area sekolah "den, non sudah sampai."
Alexa kemudian keluar terlebih dahulu setelah mengucapkan terimakasih pada Pak Budi, sedangkan Leo masih di dalam. Pak Budi yang menyadari perubahan anak majikannya kemudian tersadar akan sesuatu hal.
"Astaga aden, aden nggak papa? Aden pulang ya?" tawar Pak Budi dan dibalas anggukan oleh Leo
Sementara Alexa yang masih berdiri di samping mobil pun bingung mengapa Leo tidak segera keluar. Tapi sedetik kemudian ia tersadar "Ngapain gue nungguin dia sih. Masa bodo deh." gumamnya lirih kemudian berjalan masuk.
Bersamaan perginya Alexa mobil yang ditumpangi Leo meninggalkan sekolah.
Nafas Leo semakin berat, bahkan sekarang secara terang-terangan ia merintih dan mengerang kesakitan, tangannya terulur meremas dadanya yang terbalut kemeja seragam. Di lain sisi Pak Budi dibuat bingung, takut dan juga khawatir dengan kondisi tuan mudanya.
"Pak, b.. bisa lebih ce..cepet nggak?" tanya leo tersenggal-senggal
"Astaga aden, sabar ya. Maaf tadi bapak nggak ngeh."
Tanpa pikir panjang, akhirnya Pak Budi memilih untuk membawa Leo ke rumah sakit. bahkan dalam perjalanan ia sempat untuk menghubungi dokter keluarga Wijaya.
DI KELAS
Alexa masuk ke ruang kelas dengan wajah yang kesal, ia kemudian mendudukan bokongnya di kursinya.
"Ngapa lo, pagi-pagi surem bener muka lo?" tanya Dara
"Diem deh, gue dari pagi udah kesel. Jangan nambahi lagi. Gue makan lo!" jawab Alexa ketus
Dara dan Lia kemudian menggidikkan bahunya
"Kenapa sih lo, pagi-pagi sewot banget. Cerita coba sama kita." ucap Bella
Alexa kemudian menghela nafas panjang dan kemudian menangkupkan kepalanya diatas meja.
Sesaat kemudian ia menegakkan kepala "Tau nggak sih, hari ini gue dipaksa bangun jam 5 pagi. Bisa lo bayangin betapa ngantuknya gue? Dan lagi, gue tadi berangkat sama Leo.! Astaga, ngenes banget nasib gue!"
Lia, Bella dan Dara yang mendengarkan keluh kesah sahabatnya kemudian memelototkan mata tak percaya.
"APA? LO BANGUN JAM 5 PAGI? Gila, kesambet apaan lo?" tanya Lia dengan tawa cetarnya sembari menepukkan tangan riuh
"Dan apa lo tadi bilang? Lo berangkat bareng si Ketos? hahahaha... gila emang" imbuh Lia
"Iya ihh, kok bisa sih bangun jam 5 pagi. Biasanyakan kebo banget lo jadi human dan lagi lo bareng sama si ketos?" tanya Dara
"Iya ih, cerita dong kok bisa?" tanya Bella
"Nggak ah, males.. Kalo gue cerita, gue jamin lo bakal ngetawain gue." ucap Alexa kemudian kembali menangkupkan kepalanya.
Sahabat-sahabatnya hanya melihat Alexa dengan malas
"Kalo ujung-ujungnya nggak mau cerita mending lo nggak usah kasih head topik deh. Malesin banget deh!" semprot Dara
Mereka pun kemudian melanjutkan acara ghibahnya yang belum kelar dan membiarkan Alexa.
Mau next????
Cukup komen ya seyenggg......
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...