Leo kembali dilarikan ke rumah sakit. Semua orang saat ini tengah menunggu Leo yang sedang diperiksa Dr Adam.
Alexa duduk termenung di kursi yang sedikit jauh dari ruangan Leo. Tubuhnya lemas ketika melihat Leo memuntahkan daras di kamarnya tadi.
Alan, Juna dan Sean tengah berdiri tidak tenang di depan ruangan.
Sementara Dion tengah menemani Liana di UGD. Liana ambruk ketika sampai di rumah sakit.
Alexa menunduk diam. Ia kembali mengingat apa yang terjadi di kamar tadi,
Flashback
"Leo kenapa sayang?" panik Liana
Nafas Leo terus saja naik turun. Ia bahkan mengerang hebat.
"Saa.kitt... " keluh Leo sembari menangis
"Ugh.."
"LEOOO." Liana dan Alexa berteriak ketika melihat Leo memuntahkan seteguk darah dari mulutnya.
"Uhkkk... Uhkkk..." Leo terbatuk hebat.
Dion masuk ke dalam kamar Leo. Ia langsung mengangkat Leo dan membawa Leo ke mobil.
Di perjalanan Leo sudah sangat lemas. Alexa yang melihat pun menangis dalam diam.
Sampai di rumah sakit, Leo segera ditangani Dr Adam.
Flasback off
Alexa menghela nafas. Ia melihat telapak tangannya yang masih terdapat noda darah samar. Alan yang melihat kemudian menghampiri Alexa dan menuntun Alexa menuju kamar mandi.
"Cuci tangan lo yang bener." ucap Alan
Alexa mengangguk saja dan mulai mencuci tangan. Selesai ia kemudian menatap pantulan dirinya di cermin. Sedetik kemudian ia menangis dan tubuhnya meluruh.
Beruntung Alan sigap memeluknya "Ettss.. Lexs..."
"Gue nggak tau lagi musti gimana. Semua yang terjadi kayak mimpi buat gue. Kenapa harus gue yang ngalamin ini. Kenapa harus gue yang ada di posisi ini. Kenapa harus gue Lan?" rancu Alexa
Alan menggeleng "Lo nggak boleh ngomong gitu. Kalo lo kayak gini lo sama aja nyalahin takdir. Gue mohon lo yang tenang dan kuat. Kita sama-sama berdoa buat Leo."
"Tapi gue udah nggak tahan. Gue nggak bisa liat Leo kayak gini. Gue nggak bisa Lan, tolongin gue." Alan sontak mendekap Alexa yang menjambak rambutnya sendiri
"Lexs, lo nggak bisa kayak gini. Jangan gini. Kita semua juga nggak mau ini terjadi sama Leo."
Alan kemudian diam menenangkan Alexa. Ia masih memeluk Alexa.
Tiba-tiba terdengar suara kaki melewati kamar mandi. Alexa segera melepas pelukan Alan dan berari, begitupun Alan yang kemudian menyusul Alexa.
Liana dan Dion sama-sama terpukul dengan kabar yang diberikan oleh Dr Adam. Keduanya berpelukan dan menangis bersama.
"Silahkan jika ingin bertemu dengan Leo."
Dion mengangguk "Terimakasih dok."
"Mom, mommy mau masuk?"
Liana mengangguk "Tapi janji jangan nangis dan senyum sama Leo ya?" pinta Dion
Liana menatap Dion dalam dan mengangguk. Dion pun tersenyum dan kemudian merangkul Liana untuk masuk ke dalam.
Sampai di dalam, hal pertama yang mereka lihat adalah Leo yang tengah berbaring dengan mulutnya yang terpasang ventilator
Liana mendekap mulutnya yang hampir mengeluarkan suara. Dion pun mempererat dekapannya pada Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...