Jika kamu mengerti maka kamu akan mau menanti
Terlihat seorang laki-laki dan wanita yang sudah menginjak usia 35 tahunan berjalan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit. Sesampainya di depan ruangan VVIP, mereka kemudian masuk.
Disana dapat mereka lihat putra kesayangan mereka, Leo, terbaring lengkap dengan masker oksigen yang menempel pada hidung dan mulutnya, jangan lupakan infus yang menancap pada punggung tangan kirinya.
Liana dan Dion yang melihat kondisi Leo segera menghampirinya.
Air mata Liana menetes, dikecupnya dahi Leo dan dibelainya pipi Leo sayang.
Sedangkan Dion, ia menggenggam tangan Leo yang terasa dingin.
"Adek, kenapa bisa kayak gini sayang?" rancu Liana disela isak tangisnya
Dion yang melihat istrinya segera merengkuh tubuh Liana "Udah ya, jangan nangis. Inget kan adek nggak suka lo liat mommy nya nangis kayak gini." ucap Dion menenangkan
"Mommy takut dad..." ucap mommy lirih
"Tidak akan ada yang perlu ditakutkan. Leo baik-baik aja, anak kita kuat dan kamu tahu itu." jelas daddy
Dion kemudian berjalan menemui Pak Budi yang sedari tadi berdiri di luar ruang rawat Leo.
"Pak Budi, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa Leo masuk ke rumah sakit?" tanya Dion pada Pak Budi
Pak Budi kemudian menceritakan semua yang terjadi tanpa dikurangi ataupun ditambah-tambahi.
Dion yang mendengar pun hanya menghela nafas, karena bagaimanapun semua ini bukan salah Pak Budi, bahkan ia malah berterima kasih pada Pak Budi karena dengan sigap membawa Leo ke rumah sakit.
DI SEKOLAH
Terlihat Alexa dan teman-temannya berjalan keluar kelas menuju kantin. Mereka duduk di tempat yang bisa dibilang keramat bagi anak DSHS karena siapapun yang berani duduk di meja tersebut maka akan merasakan yang namanya pengusiran dengan kejam.
"Mau pesen apa nih? Kalo gue mau nasgor sma ice tea Bel" tanya Lia
"Gue kayak biasa deh." jawab Alexa
"Gue juga kayak biasa aja" sambung Dara
"Anjir, gue lagi dong yang pesen. Gantian sana." keluh Bella
"Alah, sekalian aja lo yang masih berdiri bel, hahahah" saut Lia
Alexa yang menyapu pandang penghuni kantin menajamkan pandangannya pada meja kantin yang diisi oleh beberapa anak laki-laki. Disana dapat ia lihat Sean, Juna dan Alan tengah berbincang.
Alexa mengerutkan dahi, kenapa Leo tidak ada batinnya. Sejenak ia teringat pada kejadian saat ia berangkat dengan Leo tadi pagi, 'apa Leo nggak berangkat ya? Beh, tapikan tadi bareng, yakali pulang lagi'... Tapi detik kemudian, ia mengedikkan kepala. 'ngapain sih mikirin dia, kurang kerjaan bener gue.' batinnya.
Samar-samar, dapat Alexa dengar pembicaraan mereka yang menyangkut kata 'rumah sakit', mungkin?
Tak lama, Bella datang dengan nampan pesanan dan mengalihkan perhatian Alexa dari pikirannya.
Bel pulang akhirnya berbunyi, Alexa keluar dari kelas bersama dengan teman-temannya. Sesaat setelah sampai di parkiran ia termenung "Lah kan tadi gue berangkat bareng si Leo. Ogeb emang..." gumam Alexa
Alexa menghela nafas "Dar, gue nebeng dong.." ucap Alexa pada Dara
Dara menoleh pada Alexa "Ayok, ke rumah opa lo kan?" tanya Dara memastikan dan dibalas anggukan Alexa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Enemy
Teen Fiction"Lo adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidup gue, tapi sayangnya lo terlalu sempurna untuk gue miliki" -Leonard De Arbelo Wijaya- "Gue mohon, bertahan buat gue. Lo janji nggak akan ninggalin gue" -Agatha Alexa Louis- Penasaran nggak sih sama...