Dua orang pria dewasa duduk berhadapan didalam ruangan khusus dan mereka sama sama saling memperlihatkan wibawa masing masing tanpa mengalihkan pandangannya.
"Senang bertemu dengan anda, Bapak Karel"
"Senang juga bertemu kembali dengan anda, Bapak Raden"
Mereka berjabat tangan sambil tertawa renyah karena baru saja membuat lelucon yang tidak bermanfaat.
"Bagaimana kabar mu?" tanya Raden sambil melepas jabatan tangan mereka.
"Cukup baik. Setelah memastikan putriku bahagia" ujar Karel sambil tersenyum.
"Saya bahkan tidak rela jika dia putrimu, Karel" ujar Raden membayangkan betapa sayangnya ia pada Alin.
"Hahaha jangan lupa, saya kesini untuk mengunjunginya"
"Ck, menyusahkan. Andai saja kamu tidak berkunjung kesekolah, mungkin saya tidak perlu terburu buru datang kesini untuk menyambut mu." Ujar Raden menggeleng kepala.
Tadi pagi Karel menelfon Raden untuk meminta izin mengunjungi gedung sekolah yang dibangunnya. Ia juga mengatakan bahwa ingin bertemu Nattalin, putrinya.
Karena Raden sangat menghormati orang seperti Karel, ia pun rela kembali ke indonesia untuk menyambut kedatangan Karel secara mendadak. Walaupun mereka berteman cukup baik, tapi tetap saja Raden harus sopan dengan atasannya.
"Sudah saya katakan, anda tidak perlu datang kesini"
"Bagaimana seorang kepada sekolah tidak berhadir ketika pemimpin yayasannya datang?"
Karel bangkit dari duduknya. Ia mencondongkan tubuhnya kedepan sambil menepuk pundak Raden.
"Antarkan saya kesetiap kelas"
Setelah mengatakan itu Karen segera melangkah keluar dari ruangan kepala yayasan yang tadi ditempatinya sejenak.
"Raden" panggil Karel membalikkan badannya.
"Biarkan saya pergi bersama Garda. Kamu boleh pergi"
"Sungguh menyusahkan" ujar Raden menahan kekesalaan karena Karel yang tidak pernah konsisten pada ucapannya.
Karel tertawa ringan mendengar umpatan Raden yang terdengar olehnya. Pria gagah itu pun melangkah sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya. Setelah itu ia merapikan dasinya dan kemudian melangkah pergi.
🍃
"Anju, mana tugas kamu?!"
"Aduh! Bentar buk, buku saya ilang"
"Junet kemarin lo pinjem buku gue, balikin!"
"Udah gua kasi balik njingg"
"Lo giamana sih! Gua belum kumpul tugas bangsat!!.......
Ting!
Garda mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Ia menurunkan ponsel itu hingga kebawah kolom meja lalu mulai menghidupkannya.
Om Karel :
Garda, jumpai saya di depan kantor
"Buk!" Garda mengacungkan tangannya.
"Iya, kenapa Garda" ujar Bu Linda.
"Buku Anju saya tinggal diperpustakaan. Saya mau izin ngambil bukunya sekarang" ujar Garda santai tanpa menoleh kearah Anju.
Anju dan Junet langsung terdiam saat Garda berbohong, mereka menatap heran kepada Garda yang mencoba membela Anju walaupun hubungan mereka sedang tidak baik, sebenarnya apa maksud dan tujuan Garda melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"