24

115 12 0
                                    

"Halo Bun"

"kamu dimana Garda?"

"sama temen"

"Bunda mau minta tolong sama kamu, tolong jembut Alin sebentar. Kang Cecep mau anterin Ayah sama Bunda ke bandara."

"Loh, kemana Bun?"

"Kamu sih ngak pulang ke rumah jadi nya Bunda ngak sempat kabarin kamu. Ini Bunda mau temenin Ayah keluar negeri sekitar dua minggu. jadi Bunda mohon sama kamu untuk jaga Alin ya, temenin dia, pokoknya harus akur, Bunda ngak mau lihat kamu nyakitin Alin."

"Hmm"

"Jangan hm hm doang! Yaudah, gih jemput Alin sana"

"Suruh naik taxi"

"Kamu gimana sih, jemput dong! Kalau Alin kenapa napa gimana? Pokoknya kamu jemput sekarang atau Bunda marah?!"

"Hufftt, di?"

"Rumah nya lah, tadi Alin kangen mama nya, jadi minta balik ke rumah sebentar. ntar Bunda WhatsApp alamatnya. Oke Bunda berangkat dulu yaa, baik baik di rumah sama Alin sama Bibi"

"Hm, bye Bun"

Tut.

"Apa cuman gue di sini yang ngak pernah di tanya tanyain nyokap?" Lirih Junet saat mengetahui bahwa Garda baru saja selesai telefonan dengan Jingga.

"Lah, Gue apa beda Net" ujar Kalandra

"Sama njirrr hahahah" Anju juga sama.

Garda yang mendengar langsung menaikan sebelah alis nya.

"Lo di suruh pulang?" Tanya Kalandra dan Garda menggeleng.

"Gue mau balik" ujar nya.

"Ikuttt!" Ucap Junet mendekat ke arah Garda.

"Lo mau pulang ke rumah Garda?" Tanya Rausand.

"Ya ngak lah, maksudnya balik bareng" ujar Junet menjelaskan

"Dih, kaya cewek aja lu, pake di temenin segala. Napa? Takut?"

"Njirr, dia kata gue takut apa, gue cuman mau balik bareng bukan minta di anterin!" Tegas Junet.

"Lo ngak balik?" Junet mengalihkan pandangannya ke Bintang.

Mendengar suara Junet dan tatapannya tertuju pada Bintang, membuat cowok itu mendongak kemudian melihat sekilas jam tangan yang ia kenakan untuk mengetahui pukul berapa sekarang.

"Nanti" ucap nya, kemudian Garda ikut angkat bicara.

"Lagi ada masalah?"

"Caca nangis, gue ngak di kasih balik dulu sama Bunda" ujar Bintang dan mereka memanggut paham.

Akhirnya Garda dan Junet pergi meninggalkan markas tersebut. Sebelum menjemput Alin, Garda memilih kembali ke rumah terlebih dahulu untuk mengganti motornya dengan mobil. Mengingat hari sudah malam dan cuaca dingin, jadi Garda berinisiatif untuk membawa mobil.

Lagian jarak yang akan di tempuh Garda bukan lah dekat, jadi Garda bisa lebih waspada jika tiba tiba Alin ketiduran di tengah jalan. Ingat, Garda hanya tak mau repot jika Alin ketiduran, bukan karena ia mulai tertarik pada gadis itu.

Selama di perjalanan Garda sedikit memikirkan Alin, Sebenarnya Gadis itu tidak pernah merepotkan Garda. Seperti akhir akhir ini, Ia selalu berjalan kaki ke depan komplek hanya untuk mencari taxi, dan gadis itu tidak pernah marah atau memperotes semua keputusan yang di ambil Gadra.

My Special GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang