"Akhir akhir ini lo sial terus bang" ujar Ucok yang tengah duduk sambil mengayunkan kakinya.
"Masalah lo sama yang lain aja belum kelar, eh tau taunya udah kena tampar aja sama Alin. Padahal kemarin lo sendiri yang bilang ngak tertarik, tapi sekarang? Lo ngak bisa bohong bang" lanjut nya lagi namun Garda masih mengabaikan ocehan Ucok karena pikirannya masih terngiang tentang kejadian dikelas tadi.
"Kalo boleh tau, malam itu lo pulang karena apa?" tanya Ucok masih terus berusaha mengajak Garda berbicara.
Hingga akhirnya Garda pun menoleh pada cowok itu, "Alin sakit" ujarnya.
Ucok menyeringit, "Hah? Maksudnya? Kok-"
"Dia tinggal dirumah gue" ujar Garda memberitahu yang sebenarnya.
"APA?!" Seketika Ucok bangkit dari duduknya.
Garda memejamkan matanya menahan teriakan Ucok yang masuk kedalam indra pendengarannya.
"Shit!" umpatnya berdecak.
Ucok langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan "Sorry sorry, hehe" ujarnya cengengesan.
"Tunggu tunggu, kok Alin bisa ada dirumah lo? terus kenapa, kok bisa sakit?" tanya Ucok bertubi tubi.
Garda menghela nafas panjang, binggung harus menceritakan dari yang dulu.
"Intinya dia tinggal dirumah gue dan malam itu gua balik karena dia sakit" ujar Garda tanpa menjelaskan secara rinci.
"Sakit apa? Ngak lo apa apain kan?"
"Karena tauran kemarin" ujar Garda tak sepenuhnya benar.
Ucok diam sejenak mencerna semua ucapan Garda. Hari ini banyak hal yang diketahuinya tentang Alin dan Garda.
Cowok itu langsung menatap Garda berbinar "Hari hari lo pasti bahagia liat cewe cantik tiap hari" ujarnya dramatis sambil membayangkan wajah Alin.
Pltak!
Garda menyentil dahi Ucok dengan kuat "Otak lo ngak usah kotor"
"Duh! Kagak njirr, sudujon aja lu jadi anak" kesal Ucok sambil mengelus elus bekas sentilan Garda.
"Ternyata elo yang sembunyiin Alin. Pantes di cari cari ke ujung dunia juga kagak dapet ntu cewek. Asal lo tau, fans Alin ngamuk ngejar gua karena lo!" Ucok mengeluarkan unek unek nya tempo hari karena Garda.
"Derita lo" ujarnya tak merasa bersalah.
Dan Ucok hanya mendengus menahan kekesalannya dengan bersabar menghadapi Garda.
"Lu belom jawab pertanyaan gua. Sakit apa si Alin?" Tanya Ucok mengulang pertanyaan tadi.
"Demam"
Ucok langsung memutar bola mata malas, "Cuma demam doang pun" ujarnya.
Garda menatap tajam ke arah Ucok,
"Eh eh, becanda kali bangg. Iya gua tau, lo khawatir pake banget kann" sepertinya adik kelas Garda yang satu ini minta di tonjok.
"Yaudah lo tenang aja, gua bantuin. Sekarang lo selesaiin masalah sama Alin, biar gua yang lurusin masalah lo sama yang lain. Mereka cuma salah paham bang, lo gak usah baper" ujar Ucok tak henti henti menggoda Garda.
"Lo masi punya waktu 10 detik, sebelum gua tonjok" ujar Garda penuh ancaman.
"Eh-" Ucok segera kabur dari sana meninggalkan Garda sendiri, dari pada kena tonjok.
🍃
"Lu di pihak mana sih Cok?!"
"Dibayar berapa lo sama Garda, Huh?! Dia yang salah, kenapa harus lo yang dateng ke kita!" Ujar Junet tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"