"Assalamualaikum"
Garda sudah tahu bahwa jam segini tidak akan ada yang menyahut salamannya, tetapi cowok itu tetap mengucapkannya ketika masuk rumah.
Baru beberapa langkah Garda berjalan ia berhenti ketika mendengar suara, ya suara televisi. Siapa yang menonton televisi jam segini?
Ia berjalan ke ruang tengah dan sedikit terkejut kala melihat seorang cewek yang tidur dengan tidak lazim di tambah televisi yang masih menyala.
Alin tidur terlungkup di atas sofa dengan kepala jatuh ke bawah Seperti mengantung sehingga rambutnya yang terurai juga ikut menutupi kepalanya.
Garda mengambil remote dan mematikan televisi lalu kembali melangkah menuju kamarnya.
Di tengah jalan Garda berhenti dan berbalik arah. Ia kembali berjalan menuju sofa kemudian berdiri di samping kepala Alin yang mengantung kebawah.
Ia berfikir mengapa cewek ini menonton di ruang tengah, kenapa tidak dikamarnya saja? Kan bisa sekalian tidur, kalau begini siapa yang mau menganggkat.
Entah angin dari mana, mungkin aura Garda yang terlalu mencekam membuat Alin terusik.
Tangan Alin bergerak memegang punggung leher yang terasa nyeri, perlahan kepalanya terangkat ke atas sofa dengan posisi masih terlungkup dan rambut yang masih menutupi wajahnya.
Garda sedikit terkejut kala Alin terbangun padahal ia tidak menyentuhnya sama sekali. Garda kembali biasa saja dan perlahan melangkah pergi dari sana.
Alin membalikkan badannya kemudian bangkit untuk duduk. Ia memegang lehernya yang terasa nyeri. dengan nyawa yang masih setengah, Alin mengerjap melihat jam dinding lalu menatap pintu yang masih tertutup.
Perasaan Alin mulai tidak enak, mengapa televisinya sudah mati? Bukannya ia tertidur dengan layar TV yang masih menyala?
Ia menatap sekeliling dan pengelihatannya jatuh kepada seseorang yang tengah menaiki tangga. Dengan nyawa yang masih loading dan kepala yang masih pusing, Ia segera bangkit untuk menjumpai sosok itu.
"Sebentar-" refleks Alin memegang lengan Garda supaya cowok itu berhenti.
Garda menyentakkan lengannya kala di sentuh Alin "lepas!"
"Kak Ga-" lagi lagi ucapan Alin terpotong.
"capek, mau tidur" Garda melanjutkan langkahnya. Karena langkah Garda yang begitu lebar membuat Alin sedikit berlari mengejarnya.
"Kak, sebentar doang"
Brak!
Garda menutup pintu kamar serta menguncinya. Di luar sana sedang berdiri seorang cewek dengan mengetuk ngetuk pintu kamarnya, sesekali memanggil namanya.
"Bantuin gue, please sebentar aja"
"Dengerin gue dulu, gue ngak mau-"
Ceklek
"Punya otak?" Alin memanggut manggut saat Garda menatap nya tajam. Cowok itu seperti sedang marah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"