12

175 23 0
                                    

Happy Reading❤️

Alin memicingkan matanya ketika melihat sebuah objek yang tak jauh dari hadapannya. Ia melihat seorang cowok tengah berusaha untuk bangkit namun terus menerus terjatuh, tangan nya tak sanggup menopang tubuh itu.

Alin berlari menghampiri cowok itu untuk membantunya bangkit, ia berjongkok dan hendak menepuk bahu cowok itu karena posisinya sang cowok terlungkup membelakangi nya.

Sontak Alin terkejut kala cowok itu menoleh dan mendongak menatapnya. Alin mengurungkan tangannya yang hampir menyentuh bahu cowok itu, Ia menegang saat melihat begitu banyak luka dan darah.

Alin tak tahu apa yang telah terjadi pada cowok itu tetapi sebelum keluar dari toilet tadi, Alin tak sengaja mendengar dentuman motor dan suara keributan dari luar toilet, mungkin anak geng motor lewat kali ya.

"A-ayo, gue bantuin" ucap Alin menunduk saat tak henti di tetap begitu intens. tangannya bergetar kala ingin memberi bantuan pada cowok itu.

Tangan yang penuh luka itu segera menangkap tangan Alin dan tangan sebelahnya ia gunakan untuk menopang tubuhnya.

"Sshh akkh" ia merintih saat hendak melangkah namun kakinya seperti terkilir.

"sorry sorry" ucap Alin saat menarik cowok itu untuk berjalan dan di balas dengan gelengan.

"Ngak papa kok"

"Eh-"

Tiba tiba cowok itu melepas tautan tangannya dan melingkarkan di bahu Alin. Seketika Alin menegang di tempat saat seorang cowok merangkul bahunya. Anjirr santai Lin, dia cuman butuh bantuan.

Refleks Alin juga melingkarkan tangan kiri nya di pinggang cowok itu. Mereka mulai berjalan menuju UKS dengan langkah tertatih tatih.

"Berat njir, Jauh lagi" Alin membatin.

"Cantik njir, kenapa UKS nya ngak lebih jauh lagi" cowok itu membatin sambil mendengus.

Sedari awal terjadinya baku hantam hingga cowok itu di tolong oleh Alin, semua nya tidak luput dari pantauan anak anak G. Termasuk Garda sendiri. Mereka memang tidak berada di TKP tetapi melihat langsung dari layar yang di tampilkan Niko di markas mereka.

"Bangsat!"

Rausand refleks menendang kursi di depannya, ia mengumpat membuat yang lain menoleh ke arah nya.

"Lah, si Alin belum pulang?"

"Lah, mana saya tau, saya kan ikan" ujar Junet.

Mereka juga heran mengapa cewek itu masih di sekolah, bukankah bel pulang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Teman temannya mana?

"Gue tau, kita sepemikiran kan?" Tanya Kalandra menatap sekelilingnya, mereka semua mengangguk.

"Tongkat baseball?" Tanyanya lagi.

"Aman" ucap Anju memberi sebuah jempol.

Garda masih terus menatap layar laptop itu, Ia mengepal kuat tangannya tanpa sepengetahuan siapa pun. Rahangnya sedikit mengerat ketika melihat Dio merangkul bahu Alin.

Jangan salah paham dulu, Garda tidak cemburu, tetapi ia tau apa maksud Dio melakukan itu, ia hanya tak ingin cewek itu menjadi target Dio selanjutnya. Bajingan, Batin Garda.

"Sumpah gue ngak rela Dio di bantu sama Alin. ulang dong..Biar gue aja yang babak belur, abis itu di tolong Alin" ucap Junet menahan emosi.

"Ck, Emang otak lo maunya enak mulu bang"

"cewek gue baik banget sampe nolongin orang kaya gitu" mulai deh si Anju.

"Dio bajingan"

"Cok! UKS" tegas Garda. Ucok yang sudah paham maksudnya hanya mengangguk paham tanpa membantah.

My Special GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang