Siapa disini yang belum follow ummi? Hayoo ketahuan kaliann!!
Nggak papa kok😌asal ceritanya divote sama komen.
Happy Reading❤️🥰
Sejak tadi, Tia mondar-mandir di depan toilet. Ia sangat cemas dengan Alin.
Ceklek
Pintu toilet terbuka.
Alin berjalan menuju wastafel, ia menatap diri nya di depan cermin.
"Apa gue salah liat ya?"
Alin berkali-kali mengusap wajahnya, ia masih tidak percaya bahwa pria yang harus di hindarinya, bahkan mulai hadir di lingkungannya.
"It's okay lin, lo harus pura-pura nggak tau, huftt", Alin menghela nafas panjang dan berjalan keluar toilet.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Alin pada seseorang di hadapannya.
"Nyusulin lo, bego" jawab Tia dengan sedikit emosi.
Alin tak menjawab, ia melangkahkan kaki dan melewati Tia di hadapannya.
Tia semakin curiga dengan sikap Alin yang sepertinya menutupi sesuatu.
"Are you okay?" suara Tia berubah menjadi lembut, perlahan Tia menyamakan langkahnya dengan Alin.
"Lo bisa cerita kok sama gue. Walaupun kita baru kenal, gue janji bakal jaga rahasia lo" lanjutnya.
"Gue mau balik", ucap Alin menatap penuh arti pada Tia.
"I know. Yaudah lo hati-hati ya, kalau ada apa-apa kabarin gue", Tia paham betul bahwa Alin ingin sendiri.
"Gue nggak ada nomor lo", ucap Alin menghentikan langkahnya.
Ia mengeluarkan sebuah benda persegi panjang dari kantong.
"Okay, ntar sekalian gue masukin ke grup ya", Tia mengembalikan ponsel Alin setelah mengisi nomornya.
"Yaudah gue duluan ya" ucap Tia yang menepuk pelan bahu Alin, ia hanya mengangguk.
"Thanks ya"
Alin berjalan menuju kelasnya, sedangkan Tia kembali ke kantin.
"Gue yakin dia nggak bakal kenal gue", gumam Alin di sepanjang koridor.
Langkahnya begitu cepat, terlihat kecemasan di wajah Alin, ia sudah keringat dingin.
Alin segera duduk di bangku, pikirannya masih tidak tenang dengan kejadian tadi.
"Apa gue pindah sekolah lagi aja, ya?"
"Nggak-nggak, papa pasti nggak bolehin"
"Duh, kok gue jadi kepikiran gini sih"
"Lo harus santai lin, nggak boleh gegabah"
Sedari tadi dirinya berbicara sendiri.
Beberapa murid di kelas kebingungan melihat Alin. Karena terlihat gelisah, Mereka sedikit berfikir, mungkin Alin ada masalah.
Memang benar, ini masalah besar baginya.
.....
5 menit lagi, bel berbunyi.
"Kita balik duluan ya" ucap Riana.
Mereka bertiga beranjak dari tempat duduk. Sebelum akhirnya balik ke kelas,
"Woi, ini punya siapa?" Junet menunjuk sepiring nasi goreng di hadapan Garda.
Ketiganya saling tatapan,
"Alin, buat lo aja" ucap Anne.
"Liat ndra, upah anak rajin bertanya", dengan bangga, Junet menarik piring ke hadapannya.
Oh, jadi dia yang namanya Alin, batin Garda.
"Biar adil, teh manisnya buat gue" ucap Kalandra mengambil teh di hadapan Garda
"Jangan lupa bayar, bye-bye", Anne dan teman-temannya melambaikan tangan ke arah Kalandra dan Junet.
"YHAAA!! Harus bayar dong!" Anju meledek kedua teman nya.
"Tega banget lo sama gue"ucap Junet dramatis.
Anne hanya melirik sekilas dan pergi meninggalkan kantin.
Rausand sudah tertawa lepas, sedangkan Garda hanya tertawa ringan.
Satu hal yang harus kalian ketahui tentang garda. Ia memiliki lesung pipi dan ketika ia tersenyum, Manisnya overdosis.
"Gue nggak jadi minum deh, takut kolesterol",Kalandra menyodorkan minuman tersebut pada Junet.
"Najiss, sok manis. Manis juga kagak", ketus Anju.
"Njir, kok jadi gue yang tanggung semua?" Junet yang tak terima, menyodorkan kembali piring tersebut ke hadapan Garda.
"Kan Anne ngasih nya buat lo"ucap Kalandra enteng.
"Eh, btw Alin kan cantik, cocok tuh sama Garda yang ganteng. Walaupun lebih gantengan gue sih, tapi kasihan jomblo terus, keburu kadaluwarsa gantengnya" lanjutnya mengalihkan pembicaraan.
"Lo nggak usah sok-soan jadi Mbak You"ucap Junet.
"Fakta goblok, gue lagi nggak ngeramal. Emang nya Alin mau modelan kayak lo?", ucap Kalandra Tersenyum sinis.
Garda hanya tersenyum tipis, di ikuti dengan gelengan kepala.
"Sama gue dong, seleranya Alin bukan Garda" Anju menepuk nepuk dadanya dengan sombong.
"Garda yang perfect aja bukan seleranya Alin, apalagi badak bercula empat kayak lo" ucapan Junet memecah suasana, Kalandra sudah tertawa lepas mendengarnya.
Rausand hanya diam mendengar apa yang teman-temannya bicarakan.
Sedangkan Garda sudah merasakan ada keanehan pada Rausand, biasanya Ia tak pernah Sediam itu.
Tingtingting,
bel berbunyi.Mereka berempat beranjak dari tempat duduknya, kecuali Junet.
"Wah-wah, main ninggalin aja"
"Woii! Ini siapa yang bayar?!" Lanjutnya.
Mereka baru berjalan beberapa meter dari tempat Junet dan sudah pasti masih bisa mendengar pertanyaan yang dilontarkan pria itu.
"Bayar sendiri" ucap Garda dengan santai.
"Anjing!" umpatnya.
"Gue sumpahin lo kawin sama ummi Maemunah" lanjut nya dengan kesal.
Author : Aminn!! Uwuu, mau bgt😚
JANGAN LUPA DI FOLLOW IG NYA @ummimaemunah 😊🙏
Gimana para pembaca??🥰
Next? Bayarrr!!
Caranya "Vote and komen"
Di tunggu ya notif nya😚😚biar bisa lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"