Sekarang pukul sebelas lewat dan mereka masih di jalan menuju pulang. Sebelumnya terjadi cek cok antara Alin dan Garda di mobil saat awal mereka berangkat. Bagaimana tidak, Alin di gendong dan di paksa seenaknya oleh Garda hingga gadis itu mengomel di mobil tanpa henti membuat Garda ingin menulikan pendengarannya. Tetapi sekarang sudah reda karena Alin sudah tertidur di kursi penumpang, mungkin efek di kacangin oleh Garda.
Tetapi ada efek buruknya juga, Garda malah bosan dan sedikit mengantuk kala Alin sudah tidak mengoceh lagi. Padahal ketika Alin mengoceh tidak jelas, Garda sudah berdoa pada tuhan agar gadis itu segera tidur dan tidak mengganggu pikirannya. Ya, sepertinya doa itu terkabul, hingga membuat Garda menyesal telah mendoakan hal tersebut.
Sesekali Garda melirik ke arah Alin yang sudah terlelap dengan posisi duduk yang sedikit merosot kebawah. Percayalah, jika para cowok melihat Alin seperti ini mereka pasti terpesona dengan kecantikan gadis itu, tak terkecuali yang sedang menyetir. Oh iya, sebelumnya Garda sempat melepas ikat rambut Alin saat ia sudah tidur dan jadilah rambut Alin terurai sedikit berantakan.
Akhirnya mobil Garda memasuki perkarangan rumah, namun cowok itu masih terdiam di tempat sambil melihat ke arah Alin yang berada di samping nya. Ia bingung bagaimana cara mengangkat Alin menuju ke kamar nya, kalau tiba tiba Alin terbangun dan berteriak? Garda membayangkan kejadian beberapa jam yang lalu saat ia menggendong Alin untuk masuk ke mobil, membuat nya sedikit ragu.
Setelah bergelut dengan pikirannya, Garda pun akhirnya memutuskan untuk menggendong Alin, masalah dia terbangun atau tidak itu bukan urusannya. Bukannya bagus jika Alin terbangun? Jadi ia bisa memfungsikan kedua kaki nya dan tangan Garda tidak jadi olahraga malam.
Perlahan Garda mengangkat Alin agar gadis itu tidak terbangun dan Garda juga membiarkan pintu mobil terbuka begitu saja karena ada bibi yang membantu nya.
Garda memasuki kamar Alin yang sudah lama tidak ia datangi. Dulunya kamar ini milik Garda, namun ketika dia beranjak SMP ia meminta kepada Raden untuk pindah ke kamar sebelah dengan alasan ingin suasana baru. Dulunya kamar ini berwarna klasik, namun semenjak Alin pindah ke sana, Jingga berinisiatif mengubah tema kamar tersebut.
Garda mengecek suhu kamar Alin karena ia rasa sekarang cukup dingin dan kemudian kembali ke ranjang Alin lalu menarik selimut berwarna putih itu hingga sebatas leher Alin.
Garda menghidupkan lampu tidur dan mematikan lampu kamar dan sebelum beranjak dari sana, ia menyempatkan mengelus puncak kepala Alin lalu pergi dari kamar itu.
Semua yang di lakukan oleh Garda tadi tak luput dari pengelihatan seseorang, hingga ia tidak menyangka bahwa Garda akan melakukan itu semua.
🍃
Pagi ini Alin bangun lebih cepat dan ia juga tidak terkejut saat terbangun di dalam kamar karena ia tau siapa yang membawanya ke atas kasur semalam.
"Pagi Bi" sapa Alin saat memasuki arena dapur.
"Pagi Non, mau sarapan ya?" Tanya wanita paruh baya di depannya yang bernama Bi Mina.
Alin mengangguk kemudian berjalan ke arah meja makan lalu duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Ia juga tahu bahwa jingga sudah keluar negeri karena sebelumnya wanita itu sudah mengatakan saat Alin pamit ke rumah Mamanya.
"Sebentar ya Non, Bibi siapin dulu. Bibi ngak tau kalau hari ini Non Alin bangunnya lebih cepat, jadi belum Bibi siapin." ujar Bi Mina tidak enak hati pada Alin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"