Mereka anggota G hanya bisa menatap layar laptop di depannya yang sedang menunggu aksi tawuran antara Star dan Poison, cukup menegangkan. Apa lagi saat Joelfadli marah besar pada Dio yang tidak membawakan pria yang diinginkannya, yaitu Garda.
Di detik detik Star ingin menyerang Poison, Garda menangkap seorang wanita yang di jaga oleh Star, namun wajahnya tidak begitu jelas di layar laptop Garda, di situ pula ada rasa mengganjal di benaknya.
"Kenapa bang?" Tanya Ucok menyadari ketidak fokusan ketuanya itu.
"Lo udah pastiin sekolah kosong?" Tanya Garda.
"Duh!" Ucok menepuk dahinya kencang.
"Sorry bang, gue lupa" Ucok takut takut mengucapkan kalimat itu.
Tanpa mengucap apapun lagi, Garda segera bangkit membuat yang lain ikut menatapnya.
"Ngapa?" Tanya Kalandra.
"Gue lupa ngecek sekolah Bang" ujar Ucok dan Kalandra menghela nafas kasar.
"Sumpah Cok! Pengen gue geprek otak lu"
"Ya maaf" Ucok hanya bisa nyengir dan kembali fokus ke layar laptop.
Mungkin jika berhadapan dengan yang lain ia bisa sedikit santai, tapi jika menyangkut Garda sudah di pastikan Ucok keringat dingin.
Di lain sisi, Garda tengah kembali ke sekolah untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang masih tinggal di sana.
Garda mengambil benda pilih yang ada di sakunya, kemudian dengan cepat menelfon seseorang.
"Yang cewek aman?" Tanya Garda.
"Aman, pada ke rumah Tia mereka, tapi" Ujar seorang cowok di seberang sana menjeda.
"Cuman Alin yang ngak ada" Garda yang menyeringit dahi mendengarnya,
Tut.
Garda segera mematikan sambungan telefonnya lalu beralih ke sebuah aplikasi untuk mengecek GPS.
Tanpa berfikir panjang Garda segera berlari menuju tempat yang di tunjuk dalam aplikasi tersebut.
Dan setibanya di tempat tersebut, Garda semakin di buat binggung karena sekarang di depannya ada loker para murid dan lokasi ini persis seperti yang di tunjuk.
Tiba tiba sebuah ide muncul di pikirannya, ia menempelkan ponselnya pada pintu pintu loker secara bergantian dan ketika itu juga kegiatannya berhenti kala melihat sebuah loker yang tidak terkunci dan lebih parahnya lagi loker tersebut berisi begitu banyak amplop serta surat yang berserakan, tak lupa kunci loker tersebut masih setia berada di pintunya.
Karena penasaran, Garda pun mengambil salah satu amplop yang berada paling atas.
"Kenapa masih di sekolah jam segini?" Ujar seseorang membuat Garda tersentak dan dengan refleks menyembunyikan amplop tersebut namun dengan cepat Garda mengubah ekspresi wajahnya yang kembali datar.
"Lo ngapain di sini? Itu apa?" Ucap wanita tersebut melirik lirik ke arah tangan Garda yang menyembunyikan sesuatu.
"Bukan urusan lo!" Di saat itu juga Garda pergi dari sana tanpa menghiraukan Nadine yang berteriak memanggilnya.
Ya, perempuan itu adalah Nadine. Garda tak tahu pasti apa yang di lakukan oleh Nadine ke sekolah pada sore hari ini, yang jelas wanita itu cukup horor. Andai tak ada Garda di sana, sudah di pastikan hanya wanita itu seorang yang akan berada di sana.
Garda juga cukup kesal dengan Nadine, karena dia Garda jadi harus menunda kegiatannya.
Setelah keluar dari perkarangan sekolah, Garda melajukan motornya menuju lokasi tawuran itu, untuk melihat siapa wanita yang ada di barisan anak Star, setaunya Star tidak pernah merekrut anggota dari kalangan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"