Typo bertebaran, mon maap🙏
"Aduh!"
Alin mengusap dahi nya yang sedikit nyeri akibat terbentur tembok, eh
"Ehh-" salah salah, bukan tembok. Pipi Alin seketika merona saat mengetahui diri nya baru saja menabrak dada bidang Garda yang cukup keras, namun cowok itu tidak mendur sedikit pun, mungkin karena kekuatan dan keseimbangan tubuhnya yang kuat.
Alin mengerjap mata dan langsung mundur beberapa langkah untuk memberi jarak di antara mereka. Ia juga segera mengubah ekspresi wajah menjadi tenang, seolah tidak terjadi apa apa barusan.
"L-lo ngapain di toilet cewek?" Tanya Alin basa basi, karena suasana tiba tiba menjadi canggung.
"Masih di sini? Lo lupa harus ke perpus?" Garda tidak menjawab pertanyaan Alin, malah ia membalas nya dengan pertanyaan pula dan sontak Alin melotot.
Seketika seluruh saraf di otaknya langsung berfungsi, ia sudah menghabiskan waktu 20 menit akibat Rausand dan sekarang? Ia masih berada di toilet tanpa merasa terbebani, oh Alinnn
Saat hendak pergi, tiba tiba kaki Alin berhenti untuk melangkah, ia berbalik melihat Garda yang masih di tempat.
"Kok lo tau Dave nyuruh gue ke perpus?" Tanya Alin sambil menyeringit dahi menunggu jawaban Garda.
"Gua yg nyuruh" setelah mengucapkan itu, Garda langsung pergi meninggalkan Alin yang benggong di tempat.
"Dih, tu anak demen banget ninggalin gue deh kayanya" gumam Alin, kemudian ikut melangkah pergi dari tempat itu untuk segera ke perpus.
🍃
"Kak, yang ini gimana ya?" Tanya Laura menyodorkan buku nya pada Garda yang sedang membaca majalah. tak lupa tubuh laura juga menempel sempurna di dekat Garda,
Alin yang mendengar nya juga ikut melirik, "Gajen bat si ni cewek" batin Alin
sedari tadi Laura tak henti henti mengajak Garda berbicara, entah dengan seolah olah bertanya, atau pura pura tidak mengerti padahal soal yang di berikan oleh Garda sudah pernah di bahas kemarin, caper batin Alin.
"Substitusikan nilai q ke persamaan (2) dan hasil yang didapat nilai p = 5. Selanjutnya, substitusikan nilai p ke persamaan (1) hasilnya lo cari sendiri" jelas Garda menunjuk nunjuk angka yang sedang ia
Tatapan Alin mulai tajam pada Laura yang sibuk melihat wajah Garda tanpa mendengarkan sedikit pun penjelasan dari cowok itu. Dan sudah jelas bahwa Laura bertanya bukan karena tidak mengerti, namun memang sengaja ia lakukan agar bisa terus di dekat Garda dan mendapat perhatian dari cowok itu.
"Lin" panggil Dave menyenggol lengan Alin hingga cewek itu tersentak.
"Ah, Paan si dave? Bikin kaget aja" Ujar Alin menoleh ke arah cowok di sebelahnya.
"Noh, tugas di kerjain, jangan malah liatin mereka" peringat Dave membuat Alin menghela nafas kasar.
"Siapa juga yang liatin, lagian tugas gue udah selesai kok" ujar Alin beralasan sambil menunjukkan buku tulis nya pada Dave, sebagai bukti.
"Kenapa gak langsung di kumpul?" Tanya Dave.
Alin memutar bola mata "Males"
Sedari awal Alin belajar di perpus, ia tidak di beri ruang sedikit pun oleh Laura untuk bertanya pada Garda dan Alin juga menyadari itu. Saat ingin bertanya, Laura selalu memotong pembicaraannya dengan Garda dan Cewek itu juga tidak merasa bersalah dengan apa yg di lakukannya pada Alin. Oleh sebab itu, Alin malas mengumpulkan tugas kerena nanti harus berurusan dengan Laura. Sepertinya mencium bau bau perang dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
My Special Guard
Teen FictionPernah tinggal serumah sama Most Wanted? Atau Kapten basket? Atau mungkin Ketua Geng Motor? Gimana kalau mencangkup ketiganya? Kalau kata Natalin sih, "mustahil kalau lo ngak punya perasaan"