*Minta taburan bintangnya ya*
"Salvestro!" Ucap pria yang ada di depannya sambil menjabat tangannya dengan senyuman lebar.
"Dias Gasper." Balasnya.
Mereka duduk berhadapan di restoran hotel bintang lima, beberapa anak buahnya bersiap di belakang membentuk barisan seperti perisai jika diliat dari belakang.
"Bagaimana kabarmu, Salvestro? Sudah lama kita tidak bertemu." Pria berumur empat puluh tahun itu tersenyum miring padanya, membuat dia mengangkat sebelah alisnya.
"Baik. Aku harusnya yang menanyakan hal itu padamu. Apa yang membuatmu mengirimkan anak buah-mu jauh-jauh ke Italia, Gasper?"
Senyum Dias menghilang. "Anak buahku mengganggumu?"
Jauh berkebalikan dengan senyumnya yang mengembang dengan lebar. "Ah. Kau tak tahu?" Ucapnya pura-pura prihatin.
"Aku akan memberi pelajaran pada mereka yang mengganggumu, Salvestro."
"Aku sangat senang mendengarnya, Gasper." Ucap Lucas.
"Tapi aku meminta satu hal padamu."
"Aku tahu bahwa tidak ada yang gratis bukan? Apalagi ini adalah sebuah bentuk kenyamanan."
Gasper tersenyum lagi. "Kau paling pintar soal itu." Kemudian Dias mengangkat gelas wine yang ada di depan pria itu mengajaknya untuk bersulang bersama. "Aku harap kau membatalkan pembukaan The White's di Brazil."
Dia tidak menuruti ajakan Dias, menatap pria itu dengan tajam dan berkata. "Aku sudah mendapat izin dari presiden, Dias. Jika kau ingin membuka bar mu sendiri, mari bersaing secara sehat."
"Aku tidak suka bersaing secara sehat, Salvestro." Bisik Dias, mendentingkan gelas pria itu ke gelasnya yang sama sekali tidak dia sentuh. "Terlalu bertele-tele."
Lucas tersenyum miring. "Aku heran, kau bisa menempati anggota parlemen di Brazil, tapi bahkan untuk mendapat izin sebuah klub saja tidak bisa."
"Aku bisa, Salvestro." Ucap Dias mulai kesal karena diremehkan. "Tapi izinku tiba-tiba di ambil oleh The White's."
"Aku tidak mengambilnya, Gasper." Ucap Lucas lugas. "Aku bersaing secara sehat, bertemu dengan presiden dan menteri pariwisata untuk membahas segala kemungkinan jika The White's membuka cabang di Brazil."
"Brazil adalah tempatku, Salvestro. Aku harap aku bisa berbicara baik-baik denganmu agar kau mengurungkan niatmu."
"Kita sudah berbicara baik-baik dan aku masih belum mengurungkan niatku, kita lihat bagaimana usahamu menghancurkan The White's yang sedang dalam pembangunan." ucap Lucas menatap pria itu datar, lalu melanjutkan. "Dan sepertinya usahamu untuk berbicara baik-baik dengan ku sudah gagal semenjak aku menemukan anak buahmu ada di Salvebox."
"Aku tidak hanya bisa menghancurkan The White's, aku juga bisa menghancurkanmu."
"Aku menunggu kau bisa menghancurkan ku, Gasper." Ucap Lucas menantang pria itu. "Aku ragu kau bisa menghancurkanku sebelum kau hancur."
Suara tarikan pistol siap untuk ditembakkan terdengar di telinganya, dia merasakan todongan pistol di bawah meja ke arah perutnya. Bibirnya tersenyum miring melihat ke arah Gasper dengan tajam, lalu memberi kode pada Hugo untuk memberi kejutan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Eyes Of Yours
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Daniella Sephiroth: Bagaimana bisa seorang penjahat di dalam cerita orang lain menjadi seorang pahlawan di dalam ceritanya? Lucas Salvestro: "Aku akan memenuhi semua petualangan yang kau tulis...