*Minta taburan bintangnya ya*
Karena kalian selalu support author maka akan author kasih hadiah.
Selamat membaca!!
❤️❤️❤️Lucas berjalan dengan santai memasuki pintu yang sudah dia kenali semenjak kecil, terlihat suasana rumah ini sudah sangat sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi.
Istrinya pasti sudah tertidur, dia membayangkan bahwa Daniella akan marah ketika melihatnya. Dari yang dia pelajari tentang sifat istrinya yang menginginkan pernikahan pada umumnya, pasti kecewa saat dia pergi tanpa mengabari istrinya.
Ketika melewati ruang makan, seorang pria duduk di bangku bar. Dia menaikan alisnya mengamati pria yang mengenakan celana panjang dan kaos polos itu dari belakang. Tangannya menggenggam sebotol vodka.
Pria itu menoleh ketika menyadari bahwa ada orang lain yang memperhatikan pria itu di ruangan ini. Lucas melanjutkan perjalanannya.
"Don Lucas." Panggil pria itu dari tempat duduk, dia berhenti sebentar tanpa menengok pada pria yang memanggilnya.
Dia tidak pernah berbicara dengan pria itu dan pria itu seakan menyadari hal tersebut juga tidak pernah mencoba membuka pembicaraan dengannya.
"Aku tahu kau tidak ingin berbicara padaku, tapi aku hanya ingin bilang bahwa aku bersyukur kau menikah dengan Daniella." Pria itu terkekeh dan menunjukkan botolnya seperti mengajaknya bersulang.
Kepalanya menoleh ke arah Maxi ketika nama istrinya disebut. Dia menatap pria itu tajam. "Aku tidak suka kau melibatkannya."
Maxi tersenyum ke arahnya dan menggeleng. "Siapa aku bisa memaksanya, Don Lucas? Kau pasti lebih tahu sifat dia dibandingkan aku."
Dia menyadari kata-kata Maxi benar, tatapannya pada Maxi menjadi prihatin melihat pria itu begitu berantakan, rambutnya acak-acakan, mata pria itu begitu sayu.
Kakinya melangkah mendekat kearah Maxi, duduk di kursi bar samping pria itu, mengambil gelas kosong dan menuangkan vodka ke gelas itu, lalu menyesapnya.
Maxi terkekeh pelan. "Apa aku sedang bermimpi? Atau terlalu mabuk? Don Lucas duduk disebelahku dan berbicara padaku?"
"Apa yang terjadi padamu, Maxi?" Tanyanya menatap Maxi bingung. "Aku tidak pernah melihatmu seperti ini."
"Pippa." Maxi meminum vodka langsung dari botol itu lagi. "Mencintai orang lain."
Lucas mengerutkan keningnya. "Itu yang membuatmu seperti ini?"
"Awalnya aku kira pasangan suami istri memang seperti yang aku jalani dengan Pippa." Ucap Maxi sambil menghela nafas sebelum melanjutkan. "Tapi ketika aku melihat kau.... aku iri."
"Aku?" Tanyanya bingung.
"Aku bisa melihat bagaimana kalian bersama, bagaimana Daniella merubahmu menjadi.... lebih baik. Bagaimana Daniella begitu menyayangimu."
"Menyayangiku?" Lucas menyesap minumannya lagi, kemudian memiringkan badannya menghadap Maxi. "Ku kira kau salah, Maxi."
"Tidak." Maxi terkekeh. "Bahkan Daniella melakukan penebusan dosa untuk mu."
"Are you kidding me?" (kau bercanda padaku?)
Maxi terkekeh sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengatakan. "Lucu bukan? Dia bilang telah melihatmu menembak orang dua kali dan kemungkinan kau akan melakukannya lagi di masa depan, maka dia harus menjaga jiwamu agar Tuhan bisa mengampunimu."
Dia terkejut mendengar ucapan Maxi, mulutnya sedikit terbuka untuk mencerna semuanya.
"Belum selesai sampai situ, bahkan dia tidak percaya jika Serra bunuh diri." Lanjut Maxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Eyes Of Yours
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Daniella Sephiroth: Bagaimana bisa seorang penjahat di dalam cerita orang lain menjadi seorang pahlawan di dalam ceritanya? Lucas Salvestro: "Aku akan memenuhi semua petualangan yang kau tulis...