03. Live For Today, Forget Tomorrow

7.9K 595 10
                                    


*Minta taburan bintangnya ya*

Dia menatap gelas yang ada di depannya, setelah mencium bau yang sangat tajam, dia menimbang akankah dia meminum minuman itu atau tidak, lalu ingatannya kembali pada kertas yang dia miliki, kemudian dia berusaha tersenyum senang karena dapat mencoret satu list yang ada di kantongnya.

Lalu dia merasa seseorang menatapnya, dia mengalihkan pandangan dari gelas whiskey ke arah tempat seseorang menatapnya.

Pria disampingnya menatapnya dengan sangat intens, dia dapat melihat mata berwarna abu-abu yang indah sangat pas dengan bentuk wajah tampan yang dimiliki pria itu.

Rambutnya berwarna karamel seakan menambah daya tarik pria itu. Rahangnya begitu tegas, dengan janggut dan kumis tipis, dia dapat melihat luka yang ada di leher kanan pria itu sampai kedalam kerahnya membentuk daging yang menonjol keluar. Hal itu tidak mengurangi aura ketampanan pria itu.

Jantungnya berdetak saat melihat tatapan pria itu, dia tidak pernah mengalami ini. Mungkin jantungnya berdentum kencang efek dari ketakutannya saat melihat orang-orang yang ada di dalam club ini.

Dia berdeham sedikit untuk membuat suara pria yang telah dia pelajari. "May i know you, Sir?" (apakah aku mengenalmu, tuan?).

"Stop talking...." (behenti bicara). pria itu mendekat ke arah telinganya lalu berbisik. "Miss." (nona).

Daniella hampir saja menjatuhkan gelasnya, pria itu menjauh darinya, senyum miring tercetak jelas di wajah pria itu. Dia segera mengedipkan matanya untuk memulihkan kesadaran yang tiba-tiba hilang.

"What are you doing here?" (apa yang kau lakukan disini?). Tanya pria itu padanya, suara pria itu terdengar asing untuknya.

Sepertinya dia bukan orang amerika maupun inggris, dari caranya berbicara dia dapat menerka pria itu lebih banyak menggunakan bahasa asing dibanding bahasa inggris.

Dia kembali menatap gelasnya, bingung ingin menjawab apa pada pria yang duduk disebelahnya, di memelankan suaranya untuk tidak berpura-pura menggunakan suara palsunya mengatur nafas setenang mungkin dan berkata. "How do you know? Can you pretend that you never saw me and don't talk to Mr White?" (bagaimana kau tahu? Bisakah kau pura-pura tidak pernah melihatku dan jangan bilang pada Tuan White?).

"Mr White?" Tanyanya pria itu masih tersenyum menatapnya.

"The owner of this place." (pemilik dari tempat ini). Jawabnya.

Pria itu terkekeh, merasa bahwa yang dia katakan adalah hal yang lucu. "Oh.... you think the owner named White because the place name is The White's?" (oh kau pikir pemiliknya bernama White karena tempat ini bernama The White's?).

"Penjaga di depan memberitahuku bahwa pemiliknya berada disini, jadi akan sangat ketat penjagaannya." Dia menatap pria itu bingung karena tidak berhenti tertawa. "Apa ada yang lucu?"

"I'm sorry." Ucap pria itu disela-sela tawanya, lalu mulai menutup mulut dengan tangan. "Harusnya aku tidak tertawa tapi ini sangat lucu."

"Apa yang lucu?" Tanyanya bingung.

"You, Miss." (kau, Nona). Pria itu berbisik lagi. "I'm sorry I think I can't pretend to never see you. I couldn't leave you alone here, you could easily find yourself in trouble." (aku minta maaf, aku rasa aku tidak bisa meninggalkan kau sendirian disini, kau akan dengan mudah menemukan dirimu dalam masalah).

In The Eyes Of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang