49. Let Me Go!

6K 475 15
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

DS. 2019

She always pretends to be someone else. (dia selalu berpura-pura menjadi orang lain).

Setelah aku terjatuh dari kuda, kesehatanku tiba-tiba memburuk.

Aku bahkan seolah sakit parah hingga terkadang sadar dan tidak.

Pada awalnya aku pikir aku sedang berbicara dengan Mirell.

Dia selalu berpakaian berwarna merah muda yang ku tahu adalah warna kesukaan Mirell.

Aku sampai menanyakan mengapa Mirell mengubah warna rambutnya?

Dan jawabannya adalah, dia ingin memiliki rambut yang sama dengan Serra.

Kemudian dengan mudahnya aku memberikan flashdisk berisi bukti perbuatan Pippa padanya.

Aku mempercayainya karena dia telah mengurusku dengan baik disaat anak-anakku tidak pernah menjengukku.

Pandanganku semakin lama semakin kabur.

Dan aku menyadari sesuatu yang salah. Aku dapat mencium bau aneh yang dari teh yang selalu aku minum.

Kemudian aku menyadari hal yang mengerikan, saat aku mendengar dia berkata dengan lirih saat aku sedang berdoa. 'Apa kau ingin lebih dekat dengan Tuhan? Aku dapat membuatnya lebih mudah dan cepat jika kau ingin segera bertemu dengan-Nya.'

Orang yang selalu mengurusku bukan Mirell.

Tetapi wanita licik dan sadis itu, Pippa.

Dia berusaha membunuhku.

Aku tidak akan membiarkan anakku menikah dengannya.

Tidak akan.

***

Dia menatap mata wanita itu, kerongkongannya seakan tercekat tak bisa mengeluarkan suara. Tapi akhirnya dia memaksa mengeluarkan suara yang terdengar seperti cicitan. "Mirell...." Mirell meneteskan air mata lagi, kemudian pisau yang ada di tangan kanannya terjatuh ke lantai. Mirell menghambur ke pelukannya. "Mirell, What happened?" (Mirel, apa yang terjadi). Bisiknya.

Tangannya mendekap tubuh Mirell mengelus punggung wanita itu. "She left. She left." (Dia pergi. Dia pergi). Ucap Mirell berulang-ulang dengan sesegukan.

Dia tidak perlu menanyakan lagi siapa orang yang dimaksud oleh Mirell, pasti wanita itu sudah tahu bahwa Pippa adalah seseorang dibalik semua yang terjadi. "Did she hurt you?" (apa dia menyakitimu?). Tanyanya khawatir.

Mirell menggeleng. "I almost hurt her because I can't pretend I didn't know anything. Pretend didn't know what she did. I love her. She's the only one that I have. I love her very much" (aku hampir menyakitinya. Aku tidak bisa berpura-pura mengenai semuanya. Berpura-pura tidak tahu apa yang dia lakukan. Aku mencintainya. Dia adalah satu-satunya yang aku miliki. Aku sangat mencintainya).

"Do you know anything about her?" (kau tahu semua tentangnya?). Tanyanya berbisik.

Mirell mengangguk. "And you know it too, right?" (dan kamu mengetahuinya juga, kan?). Tanya Mirell masih sesenggukan.

Dia menghela nafas. "Lebih baik kita bangunkan Maxi, kau bisa menceritakan padaku dan Maxi, aku akan membangunkan Sandra juga untuk membuatkan kau teh hangat dan menyiapkan baju ganti untukmu.." Daniella melepaskan pelukannya, kemudian melihat wajah Mirell yang sembab. "Masuklah, Mirell." Ucapnya sambil menarik tangan Mirell untuk masuk kedalam kamarnya.

In The Eyes Of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang