46. Salvestro Always Ruin What They Have

6K 509 10
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

Lucas saat ini sedang berdiskusi serius dengan Mr Ambani yang ingin menawarkan untuk membuka The White's di asia tenggara. Hal itu menjadi sengit sampai Maxi juga ikut serta berbicara. Alexander dan Dexton juga ikut bergabung untuk memberikan pendapat pada mereka.

Dia sebenarnya menginginkan hal itu juga, namun, dia tidak ingin membuka franchise, dia ingin kepemilikan sepenuhnya dari Salvestro. Dia ingin memastikan sendiri kualitas The White's.

Namun Mr Ambani begitu keras dan sedikit memaksa sehingga membuatnya jengah. Mereka sama kerasnya dan menghasilkan sedikit perdebatan sengit dan sepertinya Mr Ambani merasa begitu terhina jika dia menyudahi pembicaraan ini tanpa setuju dengan pria itu.

Dari sudut matanya, dia dapat melihat bahwa istrinya saat ini masuk kedalam ballroom bersama Sandra. Dia hanya melirik sekilas memastikan bahwa istrinya akan selalu aman bersama Sandra lalu mengembalikan pandagan lagi pada Mr Ambani.

Dia melihat ke sampingnya saat mendengar suara langkah istrinya yang mendekat ke arahnya. Daniella berdiam diri menunggunya sebentar dengan gelisah sedangkan Sandra menunggu sedikit jauh darinya, wajah istrinya tampak marah, dia tidak mengerti apakah itu karena rencana istrinya gagal atau bukan, tapi Mr Ambani begitu menyita seluruh emosinya.

Setelah memberi istrinya sinyal bahwa dia tidak ingin diganggu dan mengatakan bahwa istrinya lebih baik membiarkannya menyelesaikan urusannya lebih dulu, dia kembali fokus pada perbincangan bersama para laki-laki itu.

Namun, sepertinya Daniella tidak ingin diabaikan. Istrinya menyentuh lengan atasnya dengan pelan, membuat dia menoleh dengan kesal. "Kita akan bicarakan nanti."

Istrinya tersenyum lemah dan getir lalu kemudian berkata. "Maafkan aku, aku telah mengganggu diskusimu, tapi aku memerlukanmu." Bisik istrinya.

Dia percaya bahwa mungkin istrinya kesal karena rencana yang istrinya buat tidak berhasil dan hal itu akan dia bicarakan nanti karena dia perlu memikirkan rencana yang lainnya, dengan cepat dia menjawab. "You'll have to wait, Daniella." (kau harus menunggu, Daniella)

"Lucas, this can't wait." (Lucas, ini tidak bisa menunggu). Ucap istrinya.

Pandangan Mr Ambani begitu tajam, seakan menunggu jawaban darinya, namun dia menoleh pada istrinya. "Apakah masalah ini begitu serius? Apakah kau tidak mampu menanganinya sendiri atau paling tidak menahan diskusi ini?"

"Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak mampu menangani hal ini sendiri."

"Then handle it." (kalau begitu tangani sendiri).

Nada suaranya yang sedikit kasar membuat istrinya marah, dia dapat melihat istrinya begitu kesal dengannya. Namun, untuk saat ini menyelesaikan masalah dengan Mr Ambani adalah hal yang pertama yang harus dia lakukan.

Setelah itu dia akan mencari istrinya, mengajak istrinya pulang, dan memberikan kejutan hangat atau pelukan erat. Biasanya istrinya akan luluh karena hal itu.

Jadi dengan tenang dia membalikkan badan untuk memunggungi istrinya untuk melanjutkan obrolannya dengan Mr Ambani yang tertunda tadi.

Dia dapat melihat Sandra memberikan tatapan simpatik pada Daniella dari sudut matanya, dan Daniella menganggukan kepala pada Sandra saat berjalan kembali ke pintu taman samping.

Lucas mendongak ketika Daniella berhenti depan gerbang lengkung, perbatasan antara aula dan pintu taman samping. Daniella menatap pajangan senjata yang tergantung pada kait. Dia mencoba memberikan perhatian penuh pada Mr. Ambani, tetapi tekad itu seakan lenyap ketika dia melihat istrinya mengulurkan tangan dan mencoba mengangkat senapan panjang dari pajangan ke pelukan wanita itu.

In The Eyes Of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang