*Minta taburan bintangnya ya*
Sudah empat hari berlalu dan Lucas masih juga berada di rumahnya yang berada di Kengsinton, London. Rumah ini begitu sepi karena hanya terdapat beberapa pelayan yang menjaga.
Beberapa lukisan dan foto tergantung dengan rapi, namun, bukan fotonya atau orang tuanya, tapi foto-foto kakeknya dan beberapa lukisan orang-orang jaman dulu yang masih menggunakan gaun dan baju kebangsaan.
Dia melihat ke sekeliling rumah ini, mengingat pada saat awal dia datang ke rumah ini, dinding dipenuhi oleh foto ibunya. Dia memutuskan untuk menurunkan semua foto ibunya dan menaruh di gudang.
Bukan karena dia benci ibunya, tapi lebih tepatnya dia benci dirinya sendiri. Ibunya begitu suci, begitu cantik bak bidadari, dan dia merasa begitu hina jika menatap ibunya, karena dia telah membunuh ibunya sendiri.
Bahkan dia sempat membakar foto ibunya bersama ayahnya yang terletak pada ruang makan rumah ini. Dia membenci saat ibunya menatap ayahnya dengan penuh cinta. Sedangkan ayahnya hanya memasang wajah datar.
Cinta. Kata-kata yang sangat tabu untuknya. Dia merasa karena cinta ibunya menjadi hidup menderita dan karena cinta juga manusia memiliki kelemahan. Dia tidak mau masuk ke lubang yang sama dengan itu.
Daniella telah merubah hidupnya, sedikit demi sedikit, dia mengharapkan istrinya mencintainya, tapi dia tidak dapat memberikan balasannya. Dia terus berlari bertahan untuk tidak mencintai istrinya, entah sampai kapan. Anggaplah dia memang pria yang egois, tapi hanya dengan begitu dia dapat menjalani hidupnya sampai saat ini.
Dia menutup matanya dan menghela nafas panjang, kemudian merasakan seseorang ada dibelakangnya. "Hugo." Panggilnya tanpa berbalik. Dia sudah hafal suara langkah kaki pria itu.
"Aku sudah menanyakan keadaan Signora, semua aman terkendali. Hanya saja sepertinya Don Maxi kewalahan dengan pertanyaan beruntun yang disampaikan Signora tentang mu."
"Biarkan Maxi merasakannya, itu hukuman karena dia tidak bisa menjaga Daniella saat keluarganya datang."
"Kalau boleh aku tahu, kapan kita akan pulang?"
"Entahlah. Aku masih ingin disini."
"Kau tidak merindukan Signora?"
Dia terkekeh. "Sejak kapan aku merindukan seseorang, Hugo? Kau terlalu banyak bertanya."
"Maafkan aku, Don Lucas." Ucap Hugo menyadari posisi pria itu. "Dan Lord A ingin bertemu dengan anda."
"Alexander?" Tanya Lucas bingung mendengar nama panggilan Alexander yang terkenal dalam kalangan mafia, membalikkan badannya. "Dia belum pulang?"
"Hari ini adalah hari terakhirnya disini, dia akan pulang malam hari."
"Apa dia sendiri?" Tanya Lucas. "Aku tidak melihatnya ataupun Daisy pada pesta dua hari lalu."
"Dia sendiri, sepertinya Lord A datang terlambat dan pulang dengan terburu-buru."
"Aku yakin dia tidak akan mengizinkan Daisy datang ke tempat mengerikan penuh dengan mafia." Dia tersenyum miring.
"Apa kau akan mengizinkan Signora?"
"Of course not!" (tentu tidak!). Dia langsung mengelak dan menatap tajam Hugo yang tersenyum tipis. "Suruh Alexander menunggu di ruang tamu, aku akan kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Eyes Of Yours
RomanceMATURE CONTENT. HARAP BIJAK DALAM MEMBAJACA [+21] ------ Daniella Sephiroth: Bagaimana bisa seorang penjahat di dalam cerita orang lain menjadi seorang pahlawan di dalam ceritanya? Lucas Salvestro: "Aku akan memenuhi semua petualangan yang kau tulis...