16. A Wife's Place Was With Her Husband

8K 525 10
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

Dia tertidur seperti orang mati, meringkuk seperti bayi dalam pelukan suaminya yang begitu nyaman. Ketakutannya pada gelap seakan hilang begitu saja saat merasakan hangat tubuh suaminya. Dia tahu bahwa dia akan selalu aman jika bersama dengan suaminya.

Dering telepon genggamnya membuat tangan kirinya mencari-cari keberadaan telepon itu. Dia menggerakan badan dengan enggan untuk mengambil telepon genggam yang berada di nakas. Tanpa pikir panjang, tanpa melihat nama yang tertera di telpon dia meluncurkan jarinya ke samping.

"Ya?" Tanyanya dengan suara parau.

"Dan, how's Italy?" (dan, bagaimana Italy?).  Suara Daisy terdengar di telinganya.

"Good." Ucapnya singkat.

"Bisakah kau menunjukkan wajahmu, aku hanya melihat telingamu dari sini." Ucap adiknya merajuk.

Daniella yang belum tersadar betul mengarahkan telepon genggam ke depan wajahnya. "Ada apa, Daisy?" Tanyanya malas.

Dia merasakan sebuah tangan bertanggar di perutnya, kemudian dia menggulingkan badannya sedikit badannya untuk menjauh dari tangan itu. "How's Italy?" Ulang Daisy dengan lebih bersemangat.

"Bukankah ini masih terlalu pagi jika kau hanya ingin menanyakan tentang Italia?" Tanya Daniella malas.

"Apa kau tidur terlalu larut? Ini sudah jam sembilan pagi, Dan." Ucap Daisy sedikit teriak, membuat Daniella meringis kesal. "Aku hanya ingin menanyakan kabarmu karena Xander dari kemarin juga menanyakan tentang mu."

"Oh God, I'm still alive." (Ya Tuhan, aku masih hidup). Ucap Daniella tidak percaya dan menggeleng kemudian dibalas dengan suara tawa kecil dari adiknya.

Dia Merasakan sesuatu menarik pinggangnya lagi dan dia berontak dengan cara memukul pelan benda yang merengkuh pinggangnya. "Aku masih mengantuk." Ucap Daniella pada Daisy, kesadarannya belum kembali dan rasa kantuk seakan ingin merebutnya kembali ke alam bawah sadar.

"Apa kau berbicara sesuatu pada Xander?" Tanya Daisy penasaran.

Dia mengerutkan kening, lalu mengatakan. "Berbicara apa?"

"Aku sangat mengenal Xander, raut wajahnya begitu khawatir saat menanyakan kabarmu."

"Dia hanya menjadi seperti Dexton, mungkin karena mereka semakin sering bertemu membuat Alex tertular overprotective Dexton."

Daisy tertawa kembali dan berkata. "Harus kau tahu bahwa Xander lebih protective dari Dexton."

"Hmmm... syukurlah bukan aku yang jadi istrinya." Jawab Daniella asal.

"Aku hanya khawatir, Dan." Ucap Daisy menjelaskan. "Aku merasa mungkin Alexander mengetahui apa yang tidak aku ketahui."

"Apa yang tidak kau ketahui, Daisy? Aku tidak pernah memiliki rahasia."

"Aku tahu bahwa aku terlalu banyak menyembunyikan rahasia darimu, pasti kau marah."

"Tidak. Aku tidak marah." Jawab Daniella malas, tangannya menggosok matanya agar dapat melihat Daisy dengan jelas. "Kau berhak merahasiakan apapun, Daisy. Kau sudah dewasa dan aku paham akan hal itu."

"Kau tidak marah?"

Daniella menggeleng pelan, menatap adiknya yang sepertinya sudah bersiap untuk pergi ke suatu tempat.

"Aku merasa kau menjauhi aku dan Xander." Ucap Daisy lagi.

"Dimana Alex?" Tanyanya ketika melihat jelas bahwa Daisy sedang sendiri di kamar dari layar di hp nya. "Aku hanya butuh jarak, aku begitu shock mengetahui Alexander adalah mafia dan apa yang terjadi...."

In The Eyes Of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang