44. A Father is A Hero

6.9K 536 33
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

Daniella menegakkan tubuhnya, menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Keringat dingin mengalir dari dahinya menuju alis dan dadanya menjadi sedingin es. Dia segera mengambil tissue gulung yang ada di samping kloset dengan tangan yang gemetar untuk menyeka wajah dan lehernya. Kemudian dia terduduk lemas di lantai marmer kamar mandi, bersandar di dinding sambil mengatur napas secara perlahan.

Setelah cukup kuat dia bertumpu pada lututnya, mengulurkan tangannya untuk menekan tombol flush pada kloset, kemudian berdiri dengan kekuatan yang tersisa, sebuah tangan besar membantunya dengan memegang lengan kanan serta pinggangnya dengan cukup kuat namun lembut.

Lucas memberinya segelas air mineral yang diambil dari nakas dekat wastafel untuk berkumur dan menyuruhnya mengeluarkan kembali kedalam bidet, kemudian dia meminum habis sisa air mineral yang masih ada di dalam gelas itu tanpa berkata apapun.

"Aku mencoba memperingatkanmu." Kata Lucas sambil mengambil gelas kosong dari tangannya dan menaruhnya ke meja nakas kembali. "Kau harusnya mendengarkan. Aku bilang semua yang aku katakan itu untuk kebaikanmu sendiri. Tapi kau begitu keras kepala dan bersikeras."

Dia berbalik menatap suaminya dengan bingung. "Aku tidak mengerti. Apa maksudmu?"

"Itu persis dengan apa yang terjadi dengan...." Lucas berhenti.

Dengan Carla, pikirannya seakan tahu maksud dari ucapan suaminya.

Lucas merapikan pakaian yang sudah berganti menjadi kaos rumah untuk tidur. "Aku tahu ini akan terjadi. Aku tidak menyalahkanmu, itu hal yang wajar. Saat wanita itu melihatnya saja sudah sangat menjijikan, apalagi kau... menyentuh bahkan menciumnya. Aku sangat memahami itu, aku tidak marah."

"Apakah itu yang kau pikirkan mengenai aku?" Lucas meletakkan tangan ke dahinya untuk menghapus keringat yang masih menetes lalu dia menyingkirkan tangan suaminya hingga jatuh kesamping.

"Aku tidak marah, aku mengerti." balas suaminya.

"Oh, Buttercup. Kau terlalu bodoh jika berpikir aku akan sama dengan Carla. Aku bukan muntah karena rasa jijik terhadapmu. Kau begitu indah, sangat indah di mataku. Aku tidak pernah menyesali apa yang kita lakukan tadi. Aku muntah karena hamil."

Lucas mematung, berkedip dan mundur menjauh darinya satu langkah. "I don't understand." (aku tidak mengerti).

"You don't understand?" (kau tidak mengerti?). dia tersenyum lebar. "Oke. aku akan menjelaskannya. Hampir setiap malam setelah kita menikah, dan akhir-akhir ini juga cukup sering, bahkan tadi kita melakukannya dengan sangat baik, terlampau baik, sempurna. Kau menumpahkan benihmu di rahimku. Itulah mengapa bisa terjadi pembuahan yang membuatku hamil. Kau bisa membacanya lebih lanjut di buku tentang bagaimana pembuahan itu terjadi jika masih belum jelas."

"Aku pernah membaca tentang pembuahan, aku pria berpendidikan, Daniella."

"Syukurlah jika kau mengerti."

"Bukankah kau terlihat begitu sensitif karena akan datang bulan?"

"Orang hamil juga menjadi lebih sensitif."

"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?

"Aku menunggu waktu yang tepat, aku ingin memberitahumu ketika kau sudah yakin bahwa kau mencintaiku, aku ingin memberitahumu ketika kau sudah percaya bahwa aku benar-benar mencintaimu dan menginginkanmu."

In The Eyes Of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang