14. The Man Was A Pig

6.9K 587 30
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

Btw sebelumnya aku mau minta maaf kalau di cerita yang ini tiap partnya lebih panjang daripada biasanya ya, semoga kalian enggak bosan membacanya.


WARNING!
MATURE CONTENT [21]

Ps: Ini lagu yang didengan oleh Author ketika menulis part ini.

Lucas melihat Uncle Benedict sedang tertawa bersama Daniella, sepertinya mereka cepat akrab. Sedangkan dia masih melihat-lihat pembangunan pabrik tembakau baru untuk kedepannya, dia merasakan tangannya diraih oleh seseorang. Tanpa melihat dia sudah mengetahui dengan jelas siapa yang memeluk tangannya.

Tidak ada yang berani seperti itu kepadanya, kecuali istrinya. Istrinya yang baru dia nikahi tadi pagi dan sekarang bahkan telah membuatnya bersikap lembut dan menggetarkan hatinya.

"Kau benar-benar tidak salah memilih istri, Lucas." Ucap Uncle Benedict padanya dengan senyuman, lalu Uncle Benedict melanjutkan. "Ibumu pasti bangga padamu dan pastinya dia juga akan menyukai Daniella."

"Benarkan? Aku sungguh tersanjung mendengarnya." ucap Daniella tersenyum.

"Aku ingin mengajak kalian makan malam bersama, aku berharap kalian bisa menginap disini." ucap Uncle Benedict penuh harap.

"Aku rasa aku harus segera pulang, kami pengantin baru dan jauh dari rumah sepertinya membuat istriku kurang nyaman."

Daniella meremas lengannya dan berbisik. "Apa yang kau katakan? Kau mengecewakan Uncle Benedict."

Dia tersenyum mendengarnya. "Kita belum melakukan malam pertama." Ucapnya menggoda istrinya.

Daniella membuka mulutnya, kemudian menatapnya dengan tatapan tidak percaya. "Kau akan melakukannya... padaku?"

"Tentu, Daniella. Kau istriku dan aku tidak akan melakukan apapun padamu sampai kita sampai di rumah kita." Ucapnya berbisik.

Daniella mengedipkan matanya, lalu melihat ke arah Uncle Benedict. "Kita akan menginap disini dan makan malam denganmu, Uncle Benedict."

Dia melihat istrinya dengan takjub dan sedikit menyesal karena memberitahu bahwa dia tidak akan melakukan apapun sampai mereka sampai ke rumah mereka. Pandangannya beralih pada Uncle Benedict yang bahagia. "Bibi mu pasti senang, Lucas. Dia merindukanmu."

Mulutnya seakan terkunci, dia tak dapat membalas ucapan Uncle Benedict.

"Apakah Lucas memiliki sepupu?" tanya istrinya pada Uncle Benedict. Mereka berdua seperti hanya berbicara berdua dan dia seperti tenggelam disini.

"Aku hanya mengajak istriku kesini, semua anak-anakku ada di Inggris tapi mereka kadang mengunjungiku ke Italia." Uncle Benedict tersenyum lebar. "Namun, Lucas bukan orang yang ramah pada orang lain, dia tidak begitu dekat dengan sepupunya."

"I can hear you, Uncle Benedict." (aku bisa mendengarmu, Uncle Benedict). ucapnya cepat.

Uncle Benedict melihatnya lalu menunduk malu. "Ayo, kita berjalan sebentar, tidak jauh dari sini kau akan melihat tempat tinggalku."

Daniella mengangguk, menarik lengannya, mengaitkan jari jemari mereka, membuat dia menghela napas karena jantungnya berdetak begitu cepat. Hugo hanya melihatnya dengan menahan tawa, sedangkan Sandra hanya menatapnya dengan penuh prihatin.

In The Eyes Of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang