"Hari pertama puasa, masih ada 30 hari lagi buat nyari isteri. Lebaran tahun ini, kauharus bawa calon mantu pulang. Awas, kalau sendirian lagi!"
Bangun tidur, menerima chat dari ayahnya, kepala Roy sakit lagi. Dihempaskannya punggung ke kasur. Dalam hati, ia menggerutu. Andai ayahnya tak sekolot itu, urusan pernikahan pasti sudah selesai dari dulu.
Di sebelahnya, dada Jamie yang telanjang, sangat menggoda untuk dipeluk. Jamie, memang hanya lelaki itu yang selalu bisa memberikan kehangatan di hari-harinya yang dingin.
***
Violette lemas. Dari sepuluh lamaran yang dikirimkannya, hanya tiga yang mendapat respon. Tujuh lagi mungkin berakhir di tempat sampah.
Siapa suruh hanya punya modal badan bagus dan wajah cantik tetapi tak mau bekerja sebagai sales rokok. Apa boleh buat, kuliahnya di program vokasi sekretari terpaksa harus dilepas karena tak ada biaya. Padahal hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir saja.
Violette menghela napas panjang. Kepalanya mulai terasa berdenyut dan perutnya senat-senut. Puasa hari pertama tanpa sahur dengan tiga wawancara di tiga perusahaan berbeda. Gadis itu merasa hampir pingsan.
Satu notifikasi muncul di aplikasi Find Me, aplikasi pencari jodoh yang sengaja diunduh Violette hari sebelumnya demi mencari laki-laki yang bersedia jadi penyandang dananya. Dia butuh fresh money secepatnya.
Kakak lelakinya, satu-satunya keluarga yang ia punya, membutuhkan dana secepatnya. Sehari sebelumnya, dokter mengabarkan bahwa mereka sudah menemukan jantung yang cocok untuknya. Jantung itu gratis karena didapat dari bank donor resmi, tetapi biaya operasi dan transportasinya dari Amerika mencapai angka 20 M. Kaki Violette gemetar, ke mana dia akan mencari uang sebanyak itu?
Dibukanya aplikasi Find Me, sebuah pesan masuk dari Forrest, "Siap nikah?"
Violette mengernyit, pesan yang aneh dari nama yang aneh. Dilihatnya foto profil lelaki itu, cukup tampan. Profilnya hanya diisi dengan informasi-informasi pendek. Sepertinya si empunya akun sedang malas mengetik.
Dengan menghela napas, dibalasnya pesan tersebut. "Punya uang?" Biar saja disebut murahan. Dia memang sedang sangat butuh uang.
"Berapa?" Tak disangka, Forrest ini gercep sekali menjawab.
"21 M."
"Cuma segitu?"
Violette mengangkat alis. "Ya," balasnya.
"Oke. Ayo ketemuan. Share loc."
Violette berpikir sejenak. Banyak yang mengatakan bahwa lelaki yang didapatkan melalui aplikasi perjodohan tak bisa dipercaya. Secercah kekhawatiran menyelinap di hatinya, tetapi kebutuhannya akan uang mengalahkan segalanya. Sambil berdoa mohon perlindungan pada Tuhan, ia membagikan lokasi. Katanya, doa orang yang berpuasa dikabulkan Tuhan, semoga itu benar.
Tak lama, muncul jawaban. "Kau di Forrest Tower?"
Violette baru sadar. Dia sedang berhadapan dengan akun yang bernama sama dengan perusahaan yang baru saja mewawancarainya. "Ya, di lobby lantai dasar."
"Ada kafe di sayap kiri tower, kita ketemuan di sana. Bagaimana aku bisa mengenalimu?"
"Aku pakai baju persis sama dengan foto profil."
***
Kafe yang ditunjuk Forrest itu agak temaram dengan cahaya jingga sebagai penerangan. Begitu membuka pintu, rasanya seperti masuk ke dalam pondok di dalam hutan. Dindingnya didesain seolah-olah disusun dari batang-batang pohon. Sulur-sulur daun menjalar di sepanjang dinding menguatkan kesan tersebut. Ditambah lagi suara kicau burung dan gemericik air, lengkap sudah kesan hening ala alam liar. Wajar saja diberi nama Forest Cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Buat Pak Boss
RomanceWarning 21+ Roy Forrester, pimpinan Forrest Group terpaksa mengikuti perintah ayahnya untuk menikah. "Perusahaan kita adalah perusahaan keluarga. Kalau kau tidak punya keturunan, siapa yang akan mewarisi hasil kerja keras kita ini nanti?" ucap ayahn...