"Bye Ma, Bye Uncle." lambai Ranayya ketika sudah bersama dengan guru nya.
Setiap pagi selalu berbaris, memegang tas temannya dan berjalan dipimpin bu guru menuju ke kelas.
Setelah mengantar Ranayya sekolah, Raka mengantar Auva ke sekolah. Gadis itu menyalami punggung tangan Abangnya.
Auva tentunya kesal saat Raka memilih keluar dari mobil sembari menyodorkan tangannya.
"Di dalam mobil bisa kan! Nggak usah sok kegantengan!" ketus Auva.
Apalagi yang Raka buat. Selain caper pada teman sekolah Auva, lebih tepatnya pada perempuan.
Siswi yang melihat Raka memekik girang, bahkan ada yang terang terangan memuji Raka. Auva yang mulai kesal membuka pintu mobil kasar dan menyuruh Raka masuk dengan paksa. Agar pria itu segera pergi.
"Menyebalkan!" ketus Auva.
Gadis itu terperanjat kaget saat membalikkan badannya melihat tubuh tegap milik Damares yang menatapnya dengan tatapan datar.
Auva yang ingin pergi ditahan oleh lelaki itu, sepertinya urusan mereka belum selesai.
"Lo nggak bisa apa lupain masalah kemarin?"
"Nggak!"
Damares menyeret gadis itu ketengah lapangan. Seketika lapangan dan koridor mulai penuh melihat aksi dewa kematian.
Menghempaskan tangan Auva kasar membuat gadis itu meringis.
"Udah gue bilang," tutur Jenisha bersedekap dada.
"Tolongin Jen, Auva bakal di apain," panik Yuni dan Mel.
"Tolongin sana! Gue sih ogah, udah di peringatin malah nggak mau dengar."
Jenisha tau kenapa gadis itu bermasalah dengan Damares begitu juga teman yang lainnya. Ingatkan jika mereka selalu terbuka satu sama lain, tidak ada yang akan mereka tutupi.
"Lo apa apaan sih bawa gue ke lapangan!" bentak Auva menantang Damares.
"MULAI SEKARANG!" teriak Damares tertahan saat menatap manik mata Auva. Mereka yang sudah sangat kepo, menahan napasnya, apa yang akan Damares katakan.
"AUVA, BERADA DI GENGGAMAN TANGAN GUE!!"
Auva membulatkan matanya sempurna, sempat menahan napasnya beberapa detik. Jenisha hampir saja terhuyung kebelakang jika tidak ditahan oleh Yuni dan Mel.
Teman Damares yang mendengarnya terkejut. Wah, kalo sudah begini sangat sulit untuk lepas dari genggaman tangan Damares.
Seperti musuhnya saat ini yang berada di genggaman Damares dan tambah satu lagi yaitu Auva, musuh selanjutnya setelah geng Apolloza.
Siswa pun mulai berbisik satu sama lain. Damares masih menatap Auva tajam.
"Gue sih memang suka sama Damares. Tapi kalo berada di genggaman lelaki itu, mending gue pindah sekolah aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...