bab 34

187K 19.6K 2.4K
                                    

Mereka sampai di Yogyakarta jam sembilan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sampai di Yogyakarta jam sembilan malam. Tenteram rasanya berada di desa tanjung.

Banyak pelita disetiap rumah sebagai hiasan depan rumahnya. Kedatangan mereka disambut dengan lagu rock Eyang, masked wolf - astronaut in the ocean.

"Eyang! Matikan lagumu, cicit kesayanganmu datang!" teriak wanita yang sedang berkacak pinggang dengan suara meninggi.

"Baik." mematikan lagunya.

Mengambil tongkat dan pergi keluar menyambut, Auva. Semua kulit ditubuhnya sudah kendur dan keriput bahkan giginya saja sudah tidak ada, rambut yang putih, namun jiwa nya masih segar.

"Cici, Rayya," panggilnya.

"Eyaaang!!" Ranayya yang turun dari mobil langsung menghampiri Eyang yang sudah sangat tua itu.

Raka dan Nenek Ani keluar dari rumah bersama Meira tunangan Raka yang sudah sampai sejak satu jam yang lalu.

Damares dan Auva langsung bersalaman dengan Eyang. Auva meninggalkan Damares bersama Eyang dan Raka diluar.

"Hm, biasanya hanya berdua, sekarang sudah bertiga," goda Bianca Bibi Auva yang tadi meneriaki Eyang menyuruh mematikan musik rock-nya.

"Kalo bukan Eyang yang suruh. Cici nggak akan bawa dia."

Bianca menutup mulutnya tertawa pelan. "Cici ku sudah besar. Kamar disini tinggal satu, yang lain sudah ditempati. Tidurlah berdua dengan pacarmu."

"Hah? Kamar Cici?"

"Sudah dijadikan gudang karena barang Eyangmu itu banyak. Sulit membuang barangnya kalo dia masih hidup."

Memukul pelan lengan Bianca yang selalu bicara omong kosong. Karena Kakek dan Nenek Auva sudah tiada, apalagi orangtuanya. Tapi orangtua Kakeknya yang sekarang dipanggil Eyang, masih segar dan belum ada tanda ingin mati.

Membawa kopernya masuk kedalam kamar orangtuanya dulu. Masih sama seperti waktu Auva masih kecil yang dulu sering berkunjung ke jogja. Semua barang masih sama.

Sedangkan diluar Damares, Raka, Eyang, dan Adi suami dari Bianca tampak berbincang hangat dimalam hari.

"Aku terlalu sulit menyuruh Auva membawa kekasihnya, lihatlah sekarang aku melihat kekasih, Auva," ucap Eyang tertawa tanpa gigi.

Damares juga ikut tertawa kecil. Raka memperhatikan Damares kemudian kembali pada Eyangnya.

"Sekarang Eyang nggak perlu khawatir lagi. Rayya sudah punya Papa-nya," ungkap Raka.

"Eyangmu ini. Setiap harinya hanya memperhatikan poto masa kecil Raka dan Cici saja tanpa bosan. Sudah aktivitas paginya sebelum membuka musik rock kesayangannya itu," sahut Adi yang terdengar nada kesal.

"Hei pria berlebihan. Ingat dulu aku adalah mantan geng motor yang menakutkan." Eyang menunjuk Adi.

"Itu dulu, Eyang. Sekarang semua temanmu sudah didalam tanah dan Eyang masih berada disini."

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang