bab 21

212K 23.8K 727
                                    

Jenisha merasa aneh dengan sikap Auva yang tiba tiba menjadi pendiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenisha merasa aneh dengan sikap Auva yang tiba tiba menjadi pendiam. Datang ke sekolah dengan wajah sembab dan mata memerah. Mana bisa Auva menyembunyikannya. Kulitnya yang putih lah membongkar kebohongan gadis itu, jika ia habis menangis dan sedang tak baik saat ini.

Dari jam pertama hingga berakhir dikantin. Auva sama sekali tak membuka suaranya.

Mereka ragu, jika ada masalah pasti Auva cerita dan mungkin saat ini ia ingin berdiam diri dulu.

"Auva, lo nggak makan?" tanya Mel saat melihat gadis itu hanya memesan minuman. Itupun nggak diminum hanya di aduk-aduk doang.

Riuh piuh kantin semakin ramai saat most wantedboy sekolah masuk ke kantin. Segitu kerennya pesona teman Damares.

Namun Auva hanya menulikan telinga nya saja. Bayangan masa lalu itu terus saja menghampiri dirinya bak kaset rusak.

"AUVAAA!!" panggil Damares seketika warga kantin mulai menatap meja Auva dengan intens dan berbisik bisik gosip ria.

Auva pun berdiri tanpa bantahan. Menadahkan tangannya saat berada dimeja Damares.

"Auva, gue boleh nanya. Soalnya jiwa kepo gue meronta-ronta nih," kata Nevano.

Menurunkan tangannya dengan alis terangkat satu seolah bertanya 'Apa'.

"Lo tadi pagi debat apa sama Ferdy ada acara nangis sama pelukan?"

Bayu yang berada disamping Nevano menampar mulut lelaki itu saat melihat raut wajah Auva yang berubah menjadi sendu.

Damares langsung menatap tajam Auva. Menyeretnya keluar kantin dengan kasar. Teman Auva yang melihatnya pun panik.

"Awww," ringis Auva.

Damares tak peduli. Ia tetap menarik paksa tangan Auva hingga memerah. Mereka jadi tontonan di koridor sekolah karena wajah Damares yang menajam. Seperti ingin menerkam siapa saja yang berada disana. Indri saja terkejut saat keluar kelas mendapati Damares menyeret Auva.

"Sakit, Dam," rintih Auva.

Melepaskan kasar tangan Auva ketika sampai di taman belakang sekolah tempat pelarian Damares selain rooftop.

Memegang tangannya yang terasa sakit. Udah hatinya sakit, kini tangannya lagi yang sakit. Jelas memerah dan jika dipegang akan sangat sakit.

"Lo ketemu sama, Ferdy?" Auva menjawab dengan anggukan kepalanya dan mata yang memanas.

"Lo benaran ketemu sama musuh gue? Dia bikin lo nangis? Ada hubungan apa lo sama dia?!" bentak Damares membuat Auva tersentak kaget.

Apa semua lelaki Auva tak boleh dekat. Bisa Auva bilang kalo Damares terlalu posesif tanpa status padanya.

"JAWAB AUVAA!!"

Auva sekarang menjadi lemah. Air matanya kembali lolos keluar, lidahnya terlalu kelu untuk berkata jujur. Masa lalu itu membuat lukanya kembali terbuka lebar.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang