Sejak tadi Ranayya sangat rewel sekali. Auva dan Nenek Ani sudah berusaha untuk menenangkan-nya. Seperti biasa Ranayya akan merengek dan menangis tak jelas.
Auva dan Damares harus ijin sekolah saat sudah memasuki akhir semester.
Mengusap punggung Ranayya dan masih menenangkan anaknya.
Tak lama badut karakter upin pun masuk bersama boneka mampang kecil diikuti Gempano dan Mel dibelakangnya.
Perhatian Ranayya teralihkan saat melihat keduanya. Ia tersenyum dan tertawa saat lawakan demi lawakan dilakukan kedua badut itu.
Auva jauh lebih tenang.
"Lo nggak sekolah?" tanya Auva pada Mel.
"Noh, bencana narik gue keluar sekolah. Lo nggak lihat tangan gue merah!" Mel menunjukkan tangannya yang memerah.
Ranayya tertawa senang. Kedua badut itu pun membuka kostumnya. Ranayya langsung mengulurkan tangannya.
"Papaaa!"
Dibalik badut upin itu ada Damares dan dibalik boneka mampang ada Angin.
Damares langsung menggendong anaknya. Menyewa kostum ini dari toko badut langsung demi anaknya ternyata Angin juga ingin melakukan seperti, Damares.
"Sekarang rewel lagi nggak?" ujar Damares pada Ranayya.
Ranayya menggeleng, "Rayya nungguin, Papa."
Ia memeluk leher Damares erat.
"Sekarang Papa udah disini."
Angin yang merasa dikacangkan pun menarik kaki Ranayya, hingga gadis kecil itu menoleh kebawah dengan raut wajah bertanya.
"Aku disini juga, apa Rayya nggak lihat?"
"Makasih ya, Angin. Tapi Rayya nggak ada uang buat bayar."
Angin menekuk wajahnya, tawa mereka pecah. Akhirnya, Ranayya tidak rewel lagi dan jauh lebih baik sekarang.
Ia juga sudah mulai melupakan kejadian naas yang menimpa dirinya. Auva harap, anaknya tak akan pernah trauma lagi.
Angin menemani Ranayya bermain di atas brankar. Sengaja membawa mainan baru untuk Ranayya.
Mereka membiarkan Angin dan Ranayya bermain.
"Rayya, apa Rayya suka cara Angin tadi?"
"Cara apa?"
"Menghibur Rayya jadi boneka mampang."
Ranayya mengangguk. "Suka. Apa Angin enggak sekolah. Ini bukan hari libur."
"Demi, Rayya, Angin bolos sekolah."
Ranayya memicingkan matanya pada Angin. "Angin bolos sekolah sendiri apa di ajak Uncle Gempa?"
Gempano yang merasa terpanggil pun hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Damares dan Auva kompak menatap Gempano penuh tanya dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...