Bab 11

257K 27K 3.3K
                                    

Di jam wali kelas ngajar, adalah jam para anak kelas semena-mena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jam wali kelas ngajar, adalah jam para anak kelas semena-mena. Apalagi kelas dua belas mipa satu yang kini sedang mengerjakan soal di LKS.

Auva dan Jenisha sedang berhadapan dengan Bu Yatmini, wali kelas dua belas mipa satu. Menghitung uang kas sembari mencari mangsa.

Mereka sudah was-was ketika Bu Yatmini selesai menghitung uang.

"Woy! Singa, Auva mulai muncul."

"Wassalam, doa ruqiyah mana woy! Biar gue bisa menghilang dari tagihan!"

"Pura pura tidur jangan bangun bangun!"

"Pinjam uang lo Jono, mau bayar uang kas. Nanti kalo gue ingat, gue bayar, tapi lo jangan ingatin biar gue nggak bayar bayar!"

"Halah, nggak ada sejarahnya tuh sempak bisa ngegantung di atas rumah gue."

Auva mulai menatap horor teman-temannya. Dengan Jenisha sebagai pemegang uang dan Auva rentenir sadis dadakan.

"Kerjakan soal di LKS sambil nagih uang kas!" intruksi Bu Yatmini dengan sedikit berteriak.

Dimulai pada meja pertama. Kalo perempuan sih, lumayan gampang nagihnya. Uang kas dikelas seminggu sekali nagihnya, dua ribu. Itupun nagihnya banyak alasan.

Sedangkan laki-laki mulai melancarkan aksinya dengan berbagai alasan tak logis.

"Bima! Dua belas ribu!" tagih Auva.

Bima yang sedang pura pura mengerjakan soal pun terganggu. "Duh, Va. Gue lagi ngerjain tugas nih, jangan ganggu konsentrasi kepintaran gue!"

Bugh

Auva memukul kepala Bima dengan buku kas yang lumayan tebal. "Mau ngelak atau gue rampas paksa!"

Dengan tak ikhlas, Bima mengeluarkan uangnya. Padahal uang jajan tak akan bikin Bima bangkrut saat bayar kas. "Berapa? Dua belas ribu, halah dikit banget sih. Kelihatan miskinnya kalo gue bayar dua belas ribu," remeh Bima.

"Banyak bacot lo! Bayar dua ribu aja kesusahan. Kalo nggak diancam nggak bakalan bayar. Songong!" Jenisha merampas uang dua puluh ribu itu.

"Sisanya buat bulan depan, Va," kata Jenisha.

Bima kelabakan. "Lah gue bayar dua belas ribu aja nggak-"

"Diam lo!" bentak Jenisha dan kembali menuju meja belakang, Auva bertugas mencatat bayaran.

"Untung goodlooking," gumam Bima menggelengkan kepalanya dan malah tidur.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang