Bab 23

212K 23.1K 2.2K
                                    

*Sebelum lanjut bacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Sebelum lanjut bacanya. Aku mau nanya nih, part-nya acak gak sih? Aku tuh heran kenapa bisa acak gini dan ini juga alasan kenapa cerita PRAGMA HILANG TIBA-TIBA. Kalo part-nya acak kabari yaw, mau aku unpubh lagi dan benerin lagi

"FERDYYYY!!" teriak Damares dari luar basecamp Apolloza. Meneriaki nama lelaki itu dengan amarah yang memuncak.

Teman temannya sudah memperingati jangan pergi sendiri. Damares tetap ingin pergi, dan terpaksa mereka mengikuti Damares.

Dengan anak yang lainnya. Ferdy keluar, tanpa aba-aba Damares langsung melayangkan bogeman mentah pada wajah lelaki itu. Ferdy yang tak siap pun dibuat tersungkur oleh Damares.

"Sialan lo!"

Bugh

Tentunya anak Apolloza yang ingin melerai keduanya malah adu tenaga sama anak Neriozator dan terjadilah perkelahian disini.

Ferdy pun membalas bogeman pada wajah Damares, namun lelaki itu mengelak cepat dan membabi buta Ferdy.

"BERHENTI WOYY!!" athaya berteriak karena ia baru datang dan memberhentikan perkelahian dadakan ini.

Melerai Damares dan Ferdy dibanti oleh Putra. Napas Damares tampak menggebu-gebu dengan menatap Ferdy bringas.

"Lo ngapain nyerang dadakan hah!" bentak Ferdy.

"Lo udah bikin Auva nangis!!"

Tersentak kaget saat Damares menyebutkan nama Auva, kekasih lamanya itu.

"Lo ke-kenal, Auva?" mengelap darah disudut bibirnya sembari bertanya pada Damares.

"Berani lo sentuh dia, gue pastiin lo mati!!" ancam Damares.

"Urusan apa lo ngelarang gue! Bahkan gue berhak atas, Auva. Dia kekasih gue dan Ranayya anak gue! Mau apa lo!"

"Gue tau kisah kalian! Ranayya bukan anak lo! Dia anak gue!"

Ferdy tersenyum meremehkan, kemudian melayangkan bogeman pada Damares.

"Dia anak gue! Dan Auva kekasih gue, jangan mengharap lebih!" sarkas Ferdy tak terima.

"Lo yang terlalu mengkhayal! Itu dulu bukan sekarang! Jauhi, Auva!"

Setelah itu Damares pun pergi bersama yang lain. Mereka semakin mengobarkan api permusuhan setelah berdebat tentang Indri dan kini berdebat lagi tentang Auva. Tak akan habisnya permusuhan mereka.

🐈

Auva berada di perpustakaan, membereskan buku lama dan meggantikannya dengan yang baru. Buku lama itu akan disimpan digudang.

Menarik kursi meraih buku paling atas. Sedikit kesulitan juga karena debu di buku paling atas membuat Auva terbatuk.

"Mau dibantuin," tawar seseorang membuat Auva menoleh kebawah dan tersenyum masam.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang