Sekarang Auva tentunya kesulitan dalam bekerja dirumah. Saat kakinya terkilir masih terasa sakit. Ia juga harus merelakan Ranayya dipinjam Ayah Damares.
Padahal melihat Ayah Damares saja ia tak pernah, apalagi bertemu dan anaknya malah akrab sama orang lain lagi.
Bukannya tak mau Ranayya dekat sama orang lain. Auva takut kehilangan anaknya suatu saat nanti. Hanya bisa terdiam dengan pandangan kosong. Bahkan, seseorang masuk kedalam rumahnya saja ia tak menyadari.
"Makan..."
Auva menoleh mendapati Damares yang menyodorkan makanan padanya dan duduk disebelahnya.
Menerima dan menyuapkan kedalam mulut. Karena ia sedang lapar juga.
"Rayya nggak bakalan hilang kalo sama, Ayah." Damares tau apa yang dipikirkan Auva.
Auva menoleh sekilas. "Jangan terlalu dekat dengan anak gue, Dam. Gue takut kasih sayang lo cuman sesaat."
"Gue benar-benar sayang sama, Rayya." Damares menghembuskan napasnya gusar.
Auva langsung menatap horor Damares. "Lo ada maksud apa baik sama gue? Bawa makanan segala!" Auva meletakkan box makanan itu dan menutup mulutnya tak percaya. "Lo mau nukar anak gue dengan makanan ini! Lo gila hah, emang anak gue barang ditukar tukar dengan kebaikan lo itu! Sampai kapanpun anak gue nggak akan bihhmpptt---"
Damares yang merasa pusing pun langsung membekap mulut Auva. Kekuatan omelan Auva melebihi kekuatan gempa yang berskala tinggi. Jika Damares tak menyudahi, ia pastikan akan ada gempa susulan.
"Bawel banget sih!" sarkas Damares kasar.
Dengan sisa kekuatan supergirl yang dimiliki Auva. Ia mendorong tubuh Damares hingga dirinya terjebak di atas tubuh lelaki tampan itu.
Nikmat mana yang mau Auva dustakan. Ketampanan Damares nyaris dikatakan sempurna. Pantas saja semua kaum hawa disekolah menggilai lelaki itu. Dengan rahang tegas, hidung mancung, mata yang tajam, dan wajah tampan pastinya.
"Lo mau gue perawanin sekarang?"
Auva langsung tersadar dari lamunan ketika lelaki itu bersuara dan tersenyum menggoda padanya.
Wait!!
Tidak salah lihatkan? Apa tadi, Damares tersenyum? Demi apa? Bahkan ini pertama kalinya Auva melihat Damares tersenyum. Ia langsung membuang jauh pikiran aneh dan mendudukkan dirinya.
"Arwah gue nolak!" ketus Auva dan berdiri.
Auva memandangi kakinya yang terkilir. Ia gerak gerakkan sudah tak merasakan sakit lagi. Mukjizat buat gadis cantik nan baik seperti Auva.
Auva merinding. Ketika merasakan kedua tangan kekar itu memeluk perutnya posesif dan meletakkan dagu di bahu Auva. Bisa merasakan hembusan napas yang membuat Auva mabuk sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...