Bab 17

236K 26.1K 1.4K
                                    

Mereka masih berada dirumah Auva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka masih berada dirumah Auva. Raka pulang sebentar untuk mengambil Bubu membawanya ke dokter hewan, mengecek kesehatan Bubu dan membersihkannya juga.

Cemilan yang berserakan dan tisu dibuang kemana mana. Keempat gadis ini tak henti hentinya menangis.

"Huaaa! Kasihan siceweknya kecelakaan. Cowoknya malah mentingin wanita lain, gue sakit hati hiks." yang paling histeris disini adalah Mel.

Menarik ingusnya membuat siapa saja yang mendengarnya geli.

"Mel, bedakan mana sedih sama jorok!" ketus Yuni yang merasa jijik.

"Dia itu hamil deng," kata Yuni saat melihat testpack wanita yang kecelakaan itu. Ternyata ia mau bertemu dengan sicowok dan bilang hamil, namun ia lebih dahulu tertabrak mobil.

"Huaaaaa hiks. Ceweknya mau matiii!" Mel semakin histeris ketika mendengar mesin EKG yang sudah pilu.

Jenisha dan Auva hanya menikmati dalam keheningan saja, malas membuka suaranya karena suasana haru.

🐈

Ranayya menatap rumah besar yang menjulang tinggi. Mobil berjejer rapi bersama motor besar lainnya. Bahkan pagarnya saja tinggi.

Damares mengajak Ranayya masuk kedalam dan seperti biasa, jika Ayahnya tak ada kerjaan maka menghabiskan waktu didepan televisi saja.

"Rumah, Papa?" tanya Ranayya.

"Iya, itu Opa." menghampiri Ayahnya yang sedang menonton televisi. "Salam dulu sama, Opa," titah Damares.

Tama tersenyum saat Ranayya menyalami punggung tangannya dan mengelus kepala gadis kecil itu dengan sayang.

"Wah, cantiknya, namanya siapa cantik?" tanya Tama mengelus pipi Ranayya.

"Ranayya Poetri, anaknya Mama Auva dan Papa Damares."

Tama langsung menatap tajam anaknya. Kapan anaknya hamili anak orang? Datang-datang udah besar aja. Damares yang tau berdecak sebal.

"Rumah Opa besar banget, kalah dari rumah Rayya."

"Bisa rumah, Rayya, besar juga. Mau Opa bikin besar rumahnya kayak Opa."

"Gimana bisa? Rumah Rayya gitu-gitu aja dari dulu."

"Nginap dong rumah Opa, mau ya?" bujuk Tama yang kini mendudukkan Ranayya di pangkuannya.

"Nanti ya sama Mama juga. Rayya belum pernah tidur sama Mama Papa. Tidurnya sama Mama terus."

Damares membalas pesan Auva. Karena hari sudah sore dan tentunya Auva sangat khawatir pada anaknya yang diculik Damares tiba-tiba itupun karena habis dimarahi.

Sedangkan Ayahnya malah menjadi akrab dengan Ranayya hanya hitungan detik saja. Mungkin karena Ayahnya tidak punya teman main dan justru Ranayya lah menjadi teman mainnya saat ini.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang