Setelah kejadian itu. Auva masuk kedalam kamar mengemaskan pakaian, ia ingin pulang.
Rasanya sakit mengetahui dari orang lain. Kalo Ferdy tidak mengatakan itu, ia tidak akan sakit begini. Memaksa Damares untuk jujur dan dengan lancang lelaki itu meneriaki-nya didepan yang lain.
Dihantam ribuan pisau. Auva pergi dari kamar, Gempano yang melihatnya pun menahan tangan Auva saat keluar dari villa.
"Auva," panggil Gempano.
Auva menoleh dan memeluk Gempano. Hatinya sakit. Ia butuh dukungan disini. Rasa sakit ini tak akan luar biasa jika ia tau dari Damares sendiri.
"Jangan nangis, gue disini."
"Gue mau pulang!"
"Iya kita pulang. Tapi lo harus masuk dulu ya. Kita bicarakan baik-baik."
"Gue wanita murahan, Ferdy bilang sendiri."
Bugh
Gempano menahan rasa sakit yang menjalar di kepalanya saat benda keras menghantam kepala belakang-nya itu.
Auva membelalakkan matanya sempurna, mulutnya dibekap seseorang dengan obat bius di sapu tangan itu.
Gempano runtuh di tanah. Mereka berdua dibawa paksa. Tas Auva tertinggal diluar.
🐈
Mereka kehilangan Auva dan Gempano tiba-tiba. Anak geng Cobra menghilang bersamaan dengan Indri.
"Tas Auva diluar!" pekik Akio mereka pun langsung keluar.
"Cek ponsel Auva!" titah Roy panik.
Damares memasang GPS di ponsel Auva. Ia melihat jika maps di ponsel wanita itu terus bergerak dan menuju jalan pulang ke jakarta.
"Pano," lirih Mel dipelukan Yuni.
"KITA KE JAKARTA DAN YANG LAINNYA TETAP DISINI. MARTEN LO AWASI ANAK-ANAK!!" instruksi Roy dengan cepat.
Damares pun membonceng Mel. Mereka menuju ke jakarta dimana lokasi Auva saat ini.
Auva membuka matanya, mengerjap dengan pelan. Melihat tangannya yang sudah terikat dan mulutnya di bekap didalam mobil ini.
Gempano masih tak sadarkan diri. Indri dan Nigel tersenyum pada Auva.
"Sudah bangun sayang? Kita akan segera pulang ke jakarta. Aku memesan kamar yang indah di sebuah hotel untuk malam pertama kita sebelum menikah," goda Nigel.
"Auva, Auva. Perempuan murahan cuman jadi bahan taruhan doang! Malang amat sih nasib lo. Damares nggak pernah suka sama lo, lo itu cuman dijadikan permainan doang buat Damares menang dari Ferdy. Bego sih!" maki Indri.
"Jangan terlalu mimpi, Va. Nasib gue dulu sama kayak lo. Makanya gue pergi dari kehidupan Damares dan Ferdy. Gue juga dijadikan bahan taruhan mereka!" kompor Indri penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...