Bab 45

194K 20.4K 2.2K
                                    

Mereka kesiangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka kesiangan. Kepala Auva terasa berdenyut. Bangun dari tidurnya dan mendudukkan dirinya. Melihat jam dinakas, sudah jam delapan pagi.

Auva pun mendekat ke Ranayya, mengecup lembut pipi anaknya. "Bangun udah siang."

Tidur Ranayya terusik saat kecupan demi kecupan mendarat di pipinya. Damares membuka matanya.

"Telat?" tanya Damares.

Auva mengangguk. "Udah jam delapan."

"Gimana lukanya?" Damares memegangi luka Auva di dahi yang tertutupi oleh kapas dan plester.

"Sedikit sakit. Yuk bangun, udah siang ini."

Auva pun membangunkan paksa Ranayya dan memandikan anaknya. Damares mandi dikamar Raka, memakai baju pria itu.

Sudah biasa ia meminjam baju Raka. Jika ia sedang tak bawa baju. Setelah selesai mandi mereka pun turun kebawah.

"Aku udah pesan makanan," ujar Damares meletakkan ponselnya.

🐈

Selesai makan, mereka kembali berkumpul diruang televisi. Damares dan Auva yang duduk disofa.

Gadis itu memeluk kekasihnya sembari nontob televisi. Sedangkan Ranayya bermain di atas karpet.

"Peluk aja terus, Rayya disini 'lho," sindir gadis kecil itu saat melihat kedua orangtuanya dari ekor matanya.

"Sini sama, Mama," panggil Auva merentangkan tangannya.

Ranayya menggeleng. "Kata Opa lebih baik Mama sama Papa itu berduaan. Siapa tau Rayya bisa dapat adik baru."

Damares dan Auva saling pandang. Mencubit perut sixpack milik Damares hingga lelaki itu mengaduh kesakitan dan mengusap perutnya.

"Ayah yang bilang bukan aku!"

Auva semakin mengeratkan pelukannya dan kini ia menatap anaknya.

"Rayya," tegur Auva.

"Kata Opa bukan kata Rayya suer deh. Tapi, Papa kemarin juga bilang begitu. Katanya jangan suka gangguin Papa sama Mama kalo lagi berduaan," jelasnya dengan jujur.

Damares membelalakkan matanya sempurna mendengar penjelasan Ranayya. Duh, ketempe deh.

"Ngeselin banget sih, Dam!" sungut Auva dengan wajah masam dan melepaskan pelukannya.

Namun Damares menarik tangan Auva dan ia memeluk gadis itu erat. Auva mencoba melepaskan pelukannya karena sudah kesal.

"Canda, Va!"

"Emang bagus gitu ngomong sama anak kayak gitu!"

"Ayah juga---"

"Nggak usah bawa-bawa Ayah! Kalian bertiga benar-benar mau dipanggang ya!"

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang