*Maaf ya atas ketidaknyamanan kalian dengan cerita ini, karena tiba-tiba aku unpublish dan part-nya acak. Mau aku benarin dulu part-nya biar enak bacanya. Biar lebih paham. Mending baca habis dulu prolog-nya baru lanjut lagi, karena disana aku ada tambahin keterangan yang bikin kalian gagal paham saat baca cerita ini
Pelajaran pertama dimulai. Kepala sekolah membawa murid baru dikelas lagi. Jenisha yang menyadari langsung berdiri tegak.
"Ayo perkenalkan nama kamu," titah Pak Budi diangguki gadis itu.
"Perkenalkan nama saya Fika Wardhana. Semoga bisa berteman baik," sapanya hangat dengan senyuman.
Fika itu orang baik, cuman Seno lebih memilih Fika daripada dirinya. Kenapa harus ada Fika di sekolah ini lagi. Mana sekelas lagi.
Auva yang menyadari jika Jenisha terdiam pun menyenggol lengan gadis itu.
"Fika, bisa duduk sama Kinan. Kinan angkat tangan kamu."
Fika menunduk takut saat ditatap tajam oleh Jenisha. Ia masih tak terima jika Seno lebih memilih Fika daripada dirinya.
Auva pun baru mengingatnya. Jika Jenisha pernah membicarakan nama Fika. Apa mungkin Fika ini, menutup mulutnya tak percaya.
"Biasa aja natapnya! Lepas bola mata lo!" ucap Auva.
Jenisha tak mengenyah ucapan Auva. Kembali kedepan dan mendengarkan penjelasan Pak Budi.
Ia tak masalah jika menjalin asmara sama Seno 6 sampai 7 bulan. Tapi ia sudah menjalanin hampir 6 tahunan. Ini waktu yang tak singkat dan buat move on tentunya ia sulit.
"Lo lagi ada masalah?" tanya Auva disela nulisnya.
"Seno lebih milih Fika daripada gue."
"Fika itu!" dengan suara lantang dan nyaring Auva menunjuk Fika yang duduk dibelakang membuat perhatian teralihkan.
Jenisha ikut menoleh, "Iya, parasit!"
"Jeni! Auva! Saya tidak suka keributan didalam kelas!" tegur Pak Budi.
"Maaf, Pak," lirih Jenisha dan Auva bersamaan.
Yuni dan Mel hanya mengedikkan bahunya acuh saja.
🐈
Damares merasa Auva tak ke kantin sama sekali. Ia pun berinisiatif menghampiri gadis itu dengan membawa sekotak makanan dan sebotol minuman juga.
Auva merasa pusing jika Pak Budi suka mengadakan ujian lisan dadakan seperti ini dan selesai istirahat ia akan memulai ujian lisannya.
Saat Damares masuk ke kelas. Siswi yang sedang belajar pun memekik tertahan, perhatian Fika teralihkan pada Damares. Ia tersenyum malu-malu.
"Siapa dia?" tanya Fika pada Kinan teman sebangku-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...