Saat mobil Damares terparkir rapi. Semua berdiri dan menunduk takut, lelaki itu mengelurkan aura dingin dan tajamnya.
Tatapannya saja seperti ingin membunuh.
"Damares, jangan!" cegah Seno yang malah mendapatkan bogeman mentah diwajahnya.
Langsung menaiki tangga menuju basecamp utama. Ketika mendengar langkah kaki Damares, mereka yang berada di atas menjadi ketakutan dan merasakan hawa dingin.
"Mana pengkhianat?" tanya Damares tajam saat sampai di atas.
Mereka menunduk tak ada yang berani bersuara sama sekali. Hingga Putra datang berhadapan dengan Damares.
"Julian anggota Apolloza, masuk kesini mengorek informasi. Itulah alasan kenapa kita sering mendapatkan serangan dadakan."
"Seret kebawah!" bentak Damares membuat mereka terlonjak kaget.
Segera Damares turun diikuti yang lain. Karena dibawah cukup luas. Gibran dan Putra pun membawa Julian kebawah.
"Gue mohon, lindungi gue dari, Damares." sepanjang menuruni anak tangga Julian memohon agar tak berhadapan dengan dewa kematian.
Ia lebih baik dikroyok rame-rame daripada menghadap bringas dan liarnya Damares Racanino.
Gibran dan Putra tak memperdulikan. Mendorong Julian hingga terjatuh dibawah kaki Damares. Dengan tatapan dinginnya membuat aura bringasnya menjadi-jadi.
"Ampun-akkhh." Julian menjerit tertahan saat tangannya dipijak Damares dengan keras.
Mereka yang berada disana meringis menahan jeritan sakit dari Julian.
"Tolongin woy kasihan," bisik Gempano pada Bayu.
"Lo mau sekarat dirumah sakit?" tanya Bayu yang digeleng kuat oleh Gempano.
"Siapa yang nyuruh lo?" tanya Damares berusaha untuk tenang, namun kakinya tak bergerak sama sekali menginjak tangan Julian.
"Akhh, Fe-Ferdy," jawabnya terbata-bata.
Damares berjongkok. Mengangkat kasar dagu Julian dengan tatapan nyalang. "Tau kan bahaya jadi pengkhianat disini?"
Bukannya menjawab, Julian malah merintih kesakitan dan meminta ampun. Sudah dibilang sejak awal masuk Nerioz. Terima konsekuensi jika menjadi pengkhianatan atau masuk kedalam Nerioz.
"JAWAB!!"
Bugh
Tanpa aba-aba, Damares memukuli Julian dengan membabi buta. Ia kesal dan benci sama pengkhianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...