Bab 44

169K 18.9K 1K
                                    

Auva terbangun tengah malam saat anaknya merengek dan di jam yang hampir dua belas malam, Damares belum pulang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Auva terbangun tengah malam saat anaknya merengek dan di jam yang hampir dua belas malam, Damares belum pulang juga.

"Papa, nggak pulang lagi?" tanya Ranayya menatap pintu kamar.

"Sebentar lagi pulang," jawab Auva berusaha kembali memejamkan matanya.

Ranayya pun duduk, "Ma, pas Rayya sama Papa ke rumah Uncle Gempa. Angin bilang menikahlah bersamanya dan dia juga bilang cinta."

Spontan saja Auva membuka matanya. Ini Auva yakin kalo otak Angin dicuci oleh Gempano.

"Terus, Rayya bilang apa?"

"Rayya bilang menikah untuk orang dewasa dan menjadi orang dewasa tidaklah mudah."

Kening Auva semakin berkerut. Pola pikir seperti ini salah, sesusia anaknya tak harus memahami masalah orang dewasa.

"Siapa yang mengatakannya?"

"Eyang sama Opa bilang."

Aish! Auva berdecak sebal, dibalik pelaku ternyata keluarganya sendiri. Apa Eyang sama Ayahnya Tama satu pemikiran begini sih.

Apa yang dikatakan Ranayya benar. Menjadi dewasa itu tidaklah mudah.

Seseorang pun masuk kedalam rumah Auva, berusaha membuka pintu rumah gadis itu. Sedangkan dilantai atas, didalam kamar Auva dan Ranayya terbangun.

Mengajak anaknya bercerita dan mengubah pola pikir anaknya. Belum saatnya Ranayya mengetahui tentang orang dewasa begitu dalam.

Kedua pria itu pun berhasil membuka pintu rumah Auva dan masuk kedalam.

"Sesuai perintah bos. Ambil anak kecil."

Auva dan Ranayya keluar kamar saat anaknya ingin minum dan minuman didalam kamar sudah habis.

Ruangan memang gelap jika sudah tidur. Menuruni anak tangga. Namun Auva merasakan hal ganjal.

"Berhenti, Rayya, ada yang ketinggalan dikamar." hanya alasan bagi Auva.

Didalam kegelapan ruang tamu, samar-samar ia melihat bayangan seseorang. Jika itu Damares tak mungkin tidak menghampiri mereka.

Auva dan Ranayya kembali ke kamar dan segera mengunci pintu kamar. Mencari ponselnya dan menelpon Damares yang masih berada dipertemuan anak motor.

"Dam, dibawah kayaknya ada orang deh." panik Auva yang takut namun berusaha tenang.

"Kamu sekarang dimana?"

"Dikamar aku kunci pintu. Rayya mau minum, tapi aku nggak jadi kebawah. Aku takut, Dam."

"Kamu tenang jangan kemana-mana cari barang berat buat tutupin pintu kamar. Aku dan yang lain kesana."

Damares langsung mematikan sambungan teleponnya.

"NERIOZ KERUMAH AUVA DIA DALAM BAHAYAA!!" teriak Damares mengintruksi.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang