Bab 36

187K 20.2K 2.4K
                                    

Lewat belakang rumah untuk sampai ke dapur. Saat Damares ingin masuk kedalam kamar mandi belakang rumah, Auva menghentikan aksinya.

"Lo mau kemana?" dengan kening berkerut.

"Mandilah! Mau mandi bareng?" tawar Damares, mencondongkan tubuhnya mendekat ke telinga Auva. "Atau mengabulkan permintaan Rayya pasal Adik baru?"

Auva merinding, bulu kuduknya meremang, mendorong tubuh Damares keras.

"Ngimpi! Peraturan disini siapa yang habis dari sawah nggak boleh langsung masuk ke kamar mandi! Mandinya harus angkut air dari sumur disana." Auva menunjuk sumur yang lumayan jauh dari rumahnya.

What? Apa Damares tak salah? Atau memang dia tak tahu menahu? Ngambil air disumur yang jauh disana?

Auva masuk kedalam kamar mandi membawakan peralatan mandi untuk Damares, menyodorkan pada lelaki itu.

"Lo mandi disumur. Tradisi disini memang begitu bagi orang yang baru pertama ke sawah. Nggak mau kan lo diikuti kakek kakek penjaga sawah?" kata Auva menakuti Damares.

"Lo bohongi gue?" ujar Damares mengintimidasi Auva serius.

"Tradisi disini lo mau buat mainan? Atau lo mau celaka?"

Damares pun mengiyakan. Pergi ke sumur disana untuk mandi. Auva menahan tawanya puas hati mengerjai Damares.

Meminta handuk pada Meira yang kebetulan berada didapur. Meira mengambilkan ia handuk.

"Auva, ngapain Damares ke sumur disana? Di kamar mandi nggak ada air?"

"Sstt, diam Kak Meira. Kakak bakalan ngerti yang Auva lakuin."

Meira memukul bahu Auva cukup keras, hingga ia mengaduh kesakitan. "Anak orang itu Auva kamu kerjai!"

"Sakit Kak Mei. Biarin aja tau rasa dia!"

Auva membulatkan matanya sempurna saat melihat Damares membuka bajunya dan memperlihatkan perutnya yang seperti roti sobek. Damage-nya pas nimba air itu loh wow banget.

"Duh, masuk aja deh," kata Meira yang mulai tak nyaman.

Auva pun memilih mandi didalam dan berganti pakaian. Sedangkan Damares kesusahan karena airnya cukup jauh disumur sana dan harus menimba lewat ember kecil.

Apa begini caranya mandi dikampung Auva? Apa tidak lelah menimba air terus disumur dan kegunaan kamar mandi tidak ada? Bukan begitu.

🐈

Raka mengernyitkan keningnya heran saat Damares mandi disumur. Padahal air dikamar mandi banyak dan selalu ngalir terus.

Lelaki itu selesai mandi dan masuk kedalam rumah menggunakan handuk yang melilit pada pinggangnya.

"Lho, Dam. Kenapa mandi disumur sana? Nggak capek nimba air?" heran Raka meminum segelas air ditangannya.

"Kata Auva tradisi." jujur Damares.

"Tradisi?" Raka semakin dibuat bingung oleh Damares.

"Iya, tradisi buat orang yang datang kesini harus mandi di sumur itu, karena gue sama Auva habis dari sawah."

Tawa Raka meledak, ia sampai memegangi perutnya karena tawanya yang sangat keras. Damares menautkan alisnya, heran. Salah?

Perlahan Raka pun berhenti tertawa. Menepuk pundak Damares pelan.

"Nggak ada tradisi kayak gitu, Dam. Lo dikerjai sama Auva," terang Raka.

Dalam hati Damares sudah menyumpah serapah Auva yang berani nya mengerjai dirinya. Dengan langkah lebar ia menuju kamar. Dimana Auva sedang menyisir rambutnya dimeja rias.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang