Auva pulang kerumah dalam keadaan kacau. Matanya sangat sembab sekali, bertepatan dengan pulangnya Nenek Ani dan Raka.
Mereka berdua terkejut dengan perubahan Auva seperti gembel saja.
"Auva," panggil Raka.
Auva menatap Raka dan Nenek Ani. Kemudian ia langsung memeluk Abang-nya dan menangis pilu.
Ia masih tak terima Ranayya dibawa paksa oleh mereka.
"Auva, kenapa?" tanya Nenek Ani panik.
"Rayya dibawa orangtua kandungnya hiks."
Mereka terkejut bukan main. Membawa Auva masuk dan menenangkan gadis itu. Raka pun menelepon Damares. Menanyakan semuanya.
Ayah yang menjelaskan kepada Raka. Raka tak bisa berbuat apa-apa. Ayah dan Damares sudah berusaha juga.
Ayah datang ke pengadilan lagi menanyakan kelanjutan hak asuh Ranayya. Raka harap ini hanya seminggu bukan untuk selamanya.
Damares merasa bersalah pada, Auva. Tapi ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Jika melawan dan menentang, maka hak asuh Ranayya hilang untuknya. Karena disana juga ada polisi.
Auva terduduk ditepi kasur. Pintu terbuka sedikit terlihatlah Bubu, kucing kesayangan Ranayya masuk kedalam.
Berbaring di pangkuan Auva. Gadis itu hanya termenung saja.
🐈
Ranayya merasa asing dengan rumah besar dan mewah ini. Bi Inah menyambut Ranayya. Fela dan Roni menunjukkan kamar baru Ranayya.
"Sini sayang, ini kamar baru kamu. Kamu bakalan tinggal sama Mama, Papa," ucap Fela dengan senang hati.
"Dimana, Mama Auva?"
"Nggak ada Mama Auva. Adanya Mama Fela dan Papa Roni ya."
"Nggak mau! Maunya Mama Auva!" tolak Ranayya dengan menghentakkan kakinya.
"Mama Auva nggak ada!" bentak Fela kesal.
Ranayya yang mendengar bentakan itu langsung menangis.
"Sekali lagi kamu nanya Mama Auva! Mama nggak akan segan-segan memukul kamu! Paham!"
Fela dan Roni pun pergi. Bi Inah langsung menggendong Ranayya. Ia tau kalo majikannya memang kasar.
"Mama Auva," lirih Ranayya.
"Sabar ya, Non Tasya."
Fela meletakkan tasnya di atas meja saat masuk kedalam kamarnya. Mengambil segelas air putih dan meneguknya tandas.
"Kalo bukan karena harta, Papi! Aku nggak akan mau ngambil Tasya lagi!" kata Fela.
"Siapa juga yang mau ngurusin anak kecil kayak gitu!" terang Roni dan berbaring. "Kalo bukan karena Tasya dapat bagian harta keluarga Dirga lebih banyak. Aku nggak akan mau ngambil dia," sambungnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...