Damares memasukkan koper kedalam bagasi mobil. Eyang tak mau melepaskan Ranayya, ia tentunya merindukan Ranayya dan Auva lagi.Saat disuruh tinggal dijakarta. Ia berkata, "Aku tak cocok dikota besar. Kematian ku akan terlihat jelas." ya begitulah kata Eyang.
Menghampiri Eyang dan menyalami punggung tangan Eyang juga.
"Mendekatlah," ucap Eyang pada Damares.
Lelaki itu mendekat. "Jaga Auva untukku. Dia berlianku, tergores sedikit hatinya membuat aku merasa bersalah. Dan jaga juga permataku, Ranayya."
Damares mengangguk dan memeluk Eyang. "Sebisa, Damares Eyang."
Mereka pun berpamitan. Auva masih sempat menggendong baby Cia sebentar, ia akan merindukan balita kecil ini.
"Jadi, Damares tinggal dirumah?" masih sempatnya Bianca menggoda Auva berbisik pada telinga gadis itu dengan tatapan genitnya.
"Apaansih Bi! Urusan tinggal apa enggak itu urusan dia lah!"
Bianca menyenggol lengan Auva. "Harapannya tinggal dirumah 'kan?"
Meira tunangan Raka yang mendengar itu terkekeh kecil dan ikut menggoda Auva juga, kesal tentunya digoda.
Berpamitan pulang setelah mendapatkan keputusan. Kalo pertunangan Raka akan dihadiri mereka nantinya, tentunya Auva tak pergi karena ia akan ulangan.
"BYEE SEMUAA!!"
🐈
Didalam perjalanan pulang. Ranayya tertidur di pangkuan Auva. Karena ia juga bangun lebih awal tadi dan berakhir ngantuk lagi.
Auva mengusap wajah anaknya lembut dan menyingkirkan anak rambut. Agar tidur anaknya tak terusik.
"Nggak dipindahin kebelakang aja?" sahut Damares yang dari tadi memperhatikan lewat ekor matanya.
"Nggak usah, nanti malah bangun repot. Kalo ngga puas tidur ya bakalan rewel, apa-apa salah."
Sudah cukup menambah beban. Beban Damares, mau nambah beban Ranayya lagi. Oh tidak bisa ferguso, yang ada Auva keteteran nantinya.
Auva semakin mendekap tubuh anaknya yang kecil. Beberapa kali ia mencium puncak kepala anaknya dengan sayang.
"Singgah ke supermarket mau?" tawar Damares.
"Boleh, jendela mobilnya buka aja dikit."
Damares pun menepikan mobilnya disalah satu supermarket. Membuka sedikit jendela mobil barulah ia keluar sekedar membeli cemilan dan minuman.
Ponsel lelaki itu berdering saat ada notifikasi masuk. Auva yang penasaran pun mengambil ponsel itu.
Banyak pesan masuk yang tak Damares balas. Ponsel kembali berdering saat ada telepon masuk dari, Indri.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...