Di basecamp, mereka sedang kumpul diruang biasa. Duduk lesehan, kedatangan motor Damares membuat mereka menyambut dengan antusias.
Mereka akan menyusun strategi untuk tawuran besok dengan geng Apolloza.
Di dinding basecamp ada lambang ciri khas NERIOZATOR dengan semboyan "Jaga jarak kematian." biasa disebut dengan Nerioz.
"Tunggu di simpang tiga," ucap Damares langsung pada intinya tanpa basa basi sama sekali.
Bahkan jaketnya saja tidak ia lepaskan. Telat karena ada panggilan dari Ayahnya sebentar dan langsung pergi ke basecamp.
"Penyerang ada di bagian timur, utara, selatan, dan barat. Kepung dari seperempat juga di sisi bagian masing masing mata angin."
"Sesuaikan duduk dengan kelompok mata angin."
Mereka mulai memisahkan diri dengan duduk di kelompok mata angin mereka. Ada sekitar delapan puluh lebih anggota Neriozator yang berada di basecamp, sisanya mengintai ditempat. Takut ada serangan dadakan.
"Regu barat mulai goyah, Res. Beberapa kali kita diserang dadakan sama anak Apolloza," ucap Akio penjaga bagian barat.
"Jangan terlalu dilawan, tenaga kalian bakalan terkuras besok," timpal Gibran menjelaskan.
"Mereka licik, Bran. Nggak boleh lihat anak Nerioz sendiri, mulai keroyokan!" kesal Bayu.
"Benar kata, Bayu. Gue sama Gempa hampir diserang dadakan, biarpun kita bisa ngelak," sambung Benjamin.
Damares pun mulai menjelaskan strategi mereka bersama dengan Gibran. Setelah itu masing masing Regu mata angin mulai Damares jelaskan. Karena, posisi Damares memegang semua arah mata angin.
Memesan kateringan untuk makanan anak basecamp di sore hari. Uangnya hasil pungutan tiap minggu demi kebaikan bersama juga, jika uang kurang maka Damares yang selalu menambahkan kekurangan.
"Gempa, Nevano, Ezra dan Yuvan setelah makan periksa Regu mata angin dan bawakan persediaan makanan mereka," ujar Seno dengan gaya Damares.
Dihadiahi lemparan kerupuk dari mereka yang namanya disebut. "Sialan!"
Membawa nasi kotak dan makan bersama yang lain juga. Ada yang makan di basecamp bawah dan luar juga.
"Gue kira Maya kerumah gue setiap hari karena suka, eh taunya minta contekan," kata Junpei disela makannya.
"Dia itu mampir, harusnya lo sediain kopi bukan hati!" Gempano melempari Junpei dengan tulang ayam yang ia makan.
"Udah gue sediain tempat untuk berlabuh dihati, malah berlabuh di kapal lain," sahut Toni.
"Halah sadboy semuanya! Pergilah gue, karena playboy sejati tak akan berkumpul dengan sadboy ilustrasi!" Nevano pun pergi lebih baik menghampiri kulkas dilantai atas.
Siapa lagi kalo bukan Damares, Gibran, Athaya, dan Putra. Pas masuk kedalam ruangan itu, seketika rasa dingin menjalar ditubuh Nevano.
Bahkan bisa bisanya mereka makan dalam keadaan diam dan tenang tanpa berbicara sepatah kata pun. Nevano pun nimbrung.
"Ayamnya enak ya." Nevano memulai membuka suara.
"Hm," dehem keempat lelaki dingin itu.
"Res, kalo dilihat lihat. Auva cocok sama lo."
Damares langsung melempar tatapan tajam. Nevano mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. "Baikan Paketu."
🐈
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...