Malam-nya diisi dengan acara bakar-bakar ayam, sosis dan yang lainnya. Auva bergabung bersama perempuan lainnya. Tampak sangat asik dan baik.Ada yang memainkan gitar sembari bernyanyi. Ada yang hanya membantu menghabiskan makanan dan ada juga yang memainkan game tepung yang tak bisa menjawab pertanyaan akan dilempar semangkuk tepung yang sudah disiapkan 4 karung karena mereka ramai.
"Noh Jono! Jono! Lempar dia anjir!"
"Pian minta ditabok sama gue!"
"Lancar banget lu makan Jerry, makin besar nih perut!"
"Mia, poto bareng yuk sama Auva juga tuh. Dia pacarnya Damares dong."
"Wih mantap nih. Tahun-tahun lalu Damares mana pernah bawa pasangan. Sendiri mulu, berarti lo memang cinta nya."
"Ke Akio dong. Masa ke gue sih! Rese banget nih si cina ganteng!"
Indri dan Nigel memilih menjauh saja dari kerumunan yang ramai itu. Keduanya kompak bersedekap dada.
"Lo yakin bisa bawa Auva pergi?" tanya Indri meremehkan pada Nigel.
Lelaki itu mengepalkan tangannya dengan mata menajam. "Lo ngeremehin gue?!"
"Menurut lo? Mending lo buang jauh-jauh pemikiran buat ngambil Auva!"
"Gue cinta sama Auva dan udah dari lama! Apapun yang gue suka bisa gue ambil! Damares bagi gue hal kecil! Auva milik gue!"
Indri menunjuk dada Nigel. "Kenapa semua orang harus suka sama Auva! Termasuk lo!"
"Karena dia wanita baik! Nggak kayak lo munafik!"
Indri menggeram kesal. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa untuk lelaki ini. Hanya bisa menghembuskan napasnya kasar saja.
🐈
Auva meregangkan ototnya yang terasa pegal. Rata-rata banyak perempuan yang menyukai Auva, sangat friendly dan berjiwa keibuan.
Selalu bisa mengerti keinginan mereka. Damares masuk kedalam kamar, mengunci pintu dan duduk di belakang Auva.
"Capek ya habis beres-beres tadi?" tanya Damares memijit pundak Auva.
"Hm, tapi mereka seru banget."
Auva menikmati pijitan dari Damares. Ia sangat lelah sekali dan rasanya ingin tidur dengan nyenyak saja.
Setelah memijit Auva. Damares memeluk istrinya dengan sayang, mencium bahu Auva berkali-kali.
"Mau aku buatin teh hangat di dapur?" tawar Damares.
"Nggak usah. Kamu juga capek."
"Nggak papa. Aku buatin ya, biar badannya lebih baik lagi."
Auva mengangguk mengusap tangan Damares yang berada di pinggangnya. Damares pun pamit keluar kamar.
Ia berpapasan dengan Jagat dan Roy. Damares masuk ke dapur dengan cepat Fika menyusul dan duduk di atas meja. Memperhatikan kegiatan Damares yang mengacuhkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...