Bab 51

160K 18.4K 1.3K
                                    

Jenisha, Mel, dan Yuni keluar dari kamar Auva membawa nampan yang masih berisikan makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenisha, Mel, dan Yuni keluar dari kamar Auva membawa nampan yang masih berisikan makanan. Mereka sudah tau masalahnya dari Damares.

"Auvaaa..."

Nenek Ani sampai terhuyung saat kakinya terasa lemas. Dengan sigap Gibran dan Seno menahannya dan membawa Nenek Ani duduk disofa.

Wanita tua itu tak berani bertemu Auva setelah apa yang terjadi. Nanti bukannya menguatkan Auva malah membuat Auva semakin sedih. Nenek Ani tak sanggup melihat Auva sedih.

"Jeni, siapkan makanan baru. Biar gue ke atas," kata Damares.

Raka pergi ke pengadilan bersama Ayah Damares. Membawa KK dan Akte kelahiran Ranayya yang palsu, tentu disana tertera nama almarhum Mama Auva.

Mereka akan mengubahnya menjadi nama Auva. Mengubahnya menjadi hak adopsi Ranayya untuk keluarga Auva.

Tanpa menikah, Auva bisa mendapatkan hak asuh Ranayya. Karena bukti sangat jelas sekali, dari bayi hingga sekarang Auva yang merawat Ranayya. Dengan saksi Ferdy yang menemukan Ranayya bersama, Auva.

Selain menyelesaikan masalah ini ke pengadilan, mereka menyelesaikan secara kekeluargaan langsung dengan Tuan Dirga.

"Kasihan Auva," kata Gempano pada Mel.

"Iya, pasti rasanya beda banget tanpa, Rayya."

Gempano mengangguk. Mengambil kesempatan dalam kesempitan merangkul bahu Mel dan menyenderkan kepalanya di bahu gadis itu. Yuni hanya menggeleng heran.

Mel yang tersadar pun langsung mendorong tubuh Gempano hingga menabrak Nevano dan Gibran.

"Mencari kesempatan dalam kesempitan lo! Harus mandi pakai kembang tujuh rupa gue!"

"Elah lo pikir gue ilmu santet!" ketus Gempano.

"Lebih dari itu!"

"Kenapa si, Mel. Benci banget lo sama gue, gue hamilin baru tau rasa lo!" ancam Gempano memperagakan tangannya siap menerkam Mel.

"Gue nggak butuh omongan! Gue butuh bukti! Omongan kayak lo banyak nilai kosong!"

Gempano tersenyum bahagia. "Kode 'kan mau gue halalin. Tenang, Mel, tamat SMA Bang Gempa masuk meminang, mengikat agar tak diambil orang, gimana? Mau 'kan, mau 'kan, mau lah orang diberi kepastian dengan bukti cinta besar Bang Gempa," goda Gempano.

"Jijik gue dengar lo manggil embel-embel Bang!"

Gempano dan Mel semakin berdebat hingga dihentikan oleh Gibran sendiri. Diam-diam Jenisha sempat mencuri pandang pada Seno yang sedang membalas chat Fika.

Fika sebenarnya ingin ikut. Namun hari ini ia cek rutin ke rumah sakit. Tentang penyakit jantungnya itu.

Damares membawa nampan, menaiki tangga menuju kamar Auva. Perlahan ia membuka pintu. Melihat Auva yang terduduk ditepi ranjang, matanya tak lepas menatap poto masa bayi, Ranayya yang terpampang besar dikamar Auva.

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang