Setelah empat bulan koma. Auva pun terbangun, hal yang ia lihat pertama kali adalah masa lalu silam itu. Dokter memeriksa keadaan Auva.Setelah selesai, Raka menghampiri Auva. Jenisha, Yuni, dan Mel ada disana.
"Bang, Panggilkan Gempa," pinta Auva pelan.
Mel terdiam.
Tak ada yang berani bersuara. Raka tersenyum pada Auva, menyingkirkan anak rambut Auva.
"Kita datangi Gempa aja ya. Kamu harus sembuh dulu."
Dokter kembali keruangan Auva bersama dengan suster kembali mengecek infus dan kondisi Auva lagi.
"Apa ada yang kurang?" tanya Auva saat merasakan ada yang kurang padanya.
Nenek Ani dan Jenisha menghampiri Auva memberikan semangat pada wanita itu.
"Maaf Nyonya Auva. Kami mengangkat rahim anda."
Deg. Apa tadi, rahim? Auva tak salah dengarkan. Wanita itu tertawa renyah tak percaya dengan apa yang dikatakan dokter.
"Dok, jangan bohongi saya."
"Auva tenang," ujar Nenek Ani.
Auva menangis saat tau rahimnya sudah di angkat. Ia meraba perutnya dengan tangan yang gemetar hebat.
"DOKTER BOHONG!!"
"BALIKIN RAHIM SAYA DOK!! BALIKIN RAHIM SAYA!!"
"NEK, MINTA DOKTER INI BALIKIN RAHIM AUVA!!"
Auva menarik jas dokter meminta rahimnya dikembalikan. Raka pun menenangkan adiknya dengan cara memeluknya.
Tentu saja keinginan wanita adalah memiliki anak. Namun, Auva harus menerima kenyataan pahit setelah bangun dari koma empat bulan lama-nya.
"Bilang ke dokter Bang. Auva mau rahim itu kembali, jangan diambil hiks."
"Auva mohon jangan."
Sakit saat mengetahui didalam perutnya tak ada rahim lagi. Ia tak bisa melahirkan seorang malaikat kecil.
🐈
Auva merasa aneh dengan sekitarnya. Mel terus saja mendorong kursi roda yang Auva pakai. Menyusuri setiap gundukan tanah.
"Mel, gue mau ketemu Gempa," tutur Auva.
"Iya, ayo."
Auva terdiam saat melihat poto Gempano di dekat nisan itu, tertulis nama Gempano disana. Mel pun berjongkok.
"Ada yang mau ketemu sama kamu, Pano," ucap Mel pada makam Gempano.
"Me-mel." Auva bergetar.
"Pano pergi, Va. Dia ninggalin gue untuk selamanya. Huft, gue disini cuman bisa berharap. Kapan gue nyusul dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...