Auva menutup pintu mobilnya saat sudah sampai dirumah. Mencari kunci rumahnya dan membuka. Terdengar suara motor yang tak asing bagi Auva.
Ternyata itu adalah Damares. Menghela napasnya berat, berusaha memejamkan matanya melupakan kejadian di sekolah.
"Tenang Auva, orang cantik selalu sabar, lupain lupain kejadian dikantin. Auva, tenang." menarik napasnya dan menghembuskan pelan.
Membuka matanya dan tersenyum lebar pada Damares. "Mau ngapain lo kesini! Mau ngajak berantem lagi!"
Damares saja sampai terlonjak kaget saat melihat wajah sangar Auva. Ini masih dalam mode tenang, belum singa.
"Nggak, mau ngajak Rayya pulang?"
Mata Auva langsung berbinar. "Ayah lo udah selesai minjam anak gue?"
Lucu sekali, membuat Damares gemas dan mencium kening Auva yang tertutup plester di pinggirnya.
"Kenapa bisa begini?" tanya Damares mengelus luka Auva yang tertutup plester.
Tuhkan, apa Auva bilang. Damares itu aneh, sikapnya suka berubah-ubah dan bikin jantung Auva tak karuan.
"Dijelasin juga nggak bakal paham!" nyolot Auva dan membuka pintu rumah.
"Auva---"
"Kalo mau bahas Indri. Gue nggak mau dengar!" Auva menutup telinganya rapat sembari menaiki tangga menuju ke kamarnya.
Tiba-tiba perutnya merasa sakit. Aish! Hal yang Auva benci ketika hari merahnya tiba, pasti sakit perut karena menstruasi.
Meringkuk di tepi kasur dengan memegangi perutnya. Damares terkejut dan langsung menghampiri Auva memegang pipi gadis itu.
"Perut gue sakit," rintihnya.
"Lah gue harus apa? Lo mau pup kali, cepetan ke toilet sebelum keluar!"
Satu tangan Auva mendarat mulus dikepala Damares. Memukulnya dengan tenaga samson. Maklum mode singa lagi hidup.
"Gue lagi datang bulan!"
Tak tau harus panik atau apalah. Damares tak pernah menghadapi perempuan datang bulan. Menyuruh Auva untuk berbaring di kasur dan menutupnya dengan selimut.
Turun kelantai bawah dan malah mondar mandir. Mencari tau di google dan menyuruh Bayu sama Gempano untuk membeli kiranti dan pembalut.
🐈
"Paketu malah nyuruh beli roti jepang!" gerutu Gempano masuk kedalam minimarket bersama Bayu tak lupa mengambil keranjang.
"Lo deh beli nya."
"Lo aja anjir! Malu gue beli pembalut!"
"Deal sama sama!"
Mereka pun memilih pembalut dan tentunya menjadi pusat perhatian pengunjung minimarket mana lagi ramai-ramai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)
Teen Fiction"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mungil itu. Ranayya menjadi mengingat apa yang dikatakan Uncle Raka dan Nenek Ani pada-nya. Saat melihat wajah Damares. "Papaaaaa!" tanpa ma...